Dalam konferensi pers di New York yang diadakan secara tergesa-gesa hari Senin lalu, seorang wanita secara terbuka menuduh Herman Cain, kandidat presiden Partai Republik yang sedang berkampanye. Wanita tersebut mengatakan Cain pernah berperilaku tidak senonoh terhadapnya. Tidak seperti ketiga perempuan lainnya, perempuan yang satu ini menceritakan kisahnya kepada publik.
Sharon Bialek, wanita asal Chicago saat itu bekerja untuk yayasan pendidikan di bawah National Restaurant Association atau perhimpunan rumah makan di Amerika. Saat itu Herman Cain menjabat sebagai pemimpin asosiasi tersebut pada tahun 1997.
Bialek kehilangan pekerjaannya di yayasan itu dan akhirnya bertemu dengan Cain di Washington ketika ia berupaya mencari pekerjaan lain dalam perhimpunan rumah makan itu. Dalam penuturannya, Bialek mendapat perlakuan tak senonoh dari Cain setelah makan malam di sebuah restoran di Washington. “Saya tidak mengajukan pengaduan terhadap Cain seperti yang dilakukan oleh perempuan-perempuan lain, karena saya tidak bekerja di yayasan itu ketika pelecehan itu terjadi", katanya. "Saya membuka tabir ini sekarang demi para perempuan yang tidak bisa atau tidak ingin tampil. Dan atas nama semua perempuan di tempat kerja mana pun yang dilecehkan secara seksual, tetapi tidak mau bicara karena takut pembalasan atau malu”, demikian ungkap Bialek.
Hari Senin, kubu kampanye Cain mengeluarkan pernyataan yang menyangkal pernyataan bahwa ia telah melecehkan Bialek. Baru-baru ini Cain berbicara di National Press Club tentang tuduhan-tuduhan sebelumnya. "Saya tidak pernah melakukan pelecehan kepada siapapun dan tuduhan-tuduhan itu benar-benar palsu”, sangkap Cain.
Herman Cain, seorang mantan eksekutif perusahaan pizza, seakan tidak terpengaruh oleh tuduhan-tuduhan pelecehan seksual itu. Ia terus berkampanye untuk memenangkan nominasi presiden dari Partai Republik. Berdasarkan jajak pendapat terbaru, tuduhan-tuduhan skandal pelecehan seksual yang dialamatkan kepada dirinya hanya berdampak kecil pada posisinya di antara para pemilih Partai Republik.