Tunisia Belum Bersedia Ekstradisi Mantan Perdana Menteri Libya

Presiden Tunisia Moncef Marzouki (kiri) dan Ketua Dewan Transisi Nasional Libya Mustafa Abdul-Jalil di Tripoli (2/1).

Presiden Tunisia mengatakan negaranya bersedia mengekstradisi mantan perdana menteri Libya Baghdadi al-Mahmudi ke Tripoli untuk menghadapi tuduhan penyalah gunaan wewenang, kalau Libya memberi jaminan keselamatan jasmaninya dan peradilan yang adil.

Presiden Moncef Marzouki mengatakan dalam jumpa pers bersama dengan pemimpin Libya Mustafa Abdel Jalil bahwa bekas perdana menteri itu dapat diserahkan untuk diadili di Libya setelah penegakan negara demokratis dan lembaga-lembaga sipil.

Mahmudi melarikan diri ke seberang perbatasan ke Tunisia segera setelah kekuasaan Moammar Gaddafi runtuh bulan Augustus. Pengadilan Tunisia telah dua kali menyetujui permohonan ekstradisi Libya akan mantan pemimpin itu, yang berjuang keras menentangnya dengan alasan bahwa ia telah memohon status pengungsi di Tunisia.

Amnesty International telah mendesak tetangga Libya itu agar jangan mengekstradisi Mahmudi, dengan alasan ia menghadapi risiko pelanggaran hak azasi manusia yang gawat.

Mantan perdana menteri itu adalah anggota teras tertinggi pemerintahan Gaddafi dalam tahanan sebelum putra Gaddafi, Seif al-Islam, ditangkap oleh pasukan yang setia kepada penguasa baru Libya bulan November. Libya bersikeras akan mengadili Seif al-Islam walaupun Libya belum mempunyai tata peradilan yang telah berfungsi.

Moammar Gaddafi sendiri ditangkap dan dibunuh di Libya bulan Oktober dengan latar belakang yang dipertanyakan.