Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan hari Senin (30/11) negaranya tidak akan meminta maaf atas penembakan pesawat tempur Rusia pekan lalu di perbatasan Turki-Suriah.
Ia memberitahu para wartawan setelah pertemuan dengan pimpinan NATO Jens Stoltenberg di Brussel bahwa pasukan Turki hanya melakukan “tugas” mereka untuk melindungi wilayah udara negara itu. Davutoglu juga mengatakan ia berharap Rusia akan mempertimbangkan kembali sanksi ekonomi yang diumumkan Presiden Vladimir Putin dalam menanggapi insiden itu.
Sanksi-sanksi itu akan membatasi impor Rusia atas sebagian produk Turki, melarang perpanjangan kontrak kerja warga Turki di Rusia yang berdampak terhadap operasi perusahaan Turki di Rusia.
Pesawat tempur Rusia tersebut jatuh ke daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah utara Selasa lalu. Turki dan Rusia tidak sependapat mengenai lintasan penerbangannya, dimana Turki mengatakan pesawat itu melanggar wilayah udara negara itu dan Rusia berkeras pesawatnya tidak pernah keluar dari Suriah.
Jenazah salah seorang pilot pesawat Rusia itu diterbangkan dari Ankara ke Rusia hari Senin. Pasukan Rusia dan Suriah menolong pilot kedua, sementara seorang tentara Rusia lainnya tewas dalam upaya pertolongan. [gp/is]