Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan negaranya dan Uni Eropa memikul akibat “gagalnya” sistem dalam PBB untuk mengatasi krisis di Suriah.
Davutoglu berbicara kepada wartawan hari Minggu (29/11) pada akhir KTT Uni Eropa–Turki yang sebagian besar memusatkan perhatian pada tanggapan kedua pihak atas arus besar-besaran migran secara besar-besaran melalui Turki, menuju ke 28 negara anggota blok Uni Eropa.
Berbicara berdampingan dengan para pemimpin Uni Eropa, Davutoglu mengatakan Turki telah menampung antara 2 juta hingga 2,2 juta pengungsi.
Ditambahkannya “Turki memikul akibat gagalnya PBB menyelesaikan krisis Suriah pada tahap-tahap awal krisis tersebut.”
Sementara itu, Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan Uni Eropa perlu mengawasi komitmen Turki langkah demi langkah, untuk membantu mengakhiri krisis politik di Suriah, melawan teroris dan mengatasi arus masuk pengungsi yang telah juga meluas ke blok Uni Eropa.
Pemimpin Perancis itu hari Minggu (29/11) mengatakan anggaran apapun dari paket Uni Eropa senilai tiga milyar euro atau sekitar 3,2 milyar dolar untuk membantu Turki mengatasi migran di wilayahnya, akan dikucurkan secara berkala ketika Turki mewujudkan komitmennya.
Hollande juga mengatakan langkah verifikasi dibutuhkan untuk mengetahui siapa saja yang masuk ke Turki, karena sejumlah teroris telah menyusup dalam arus pengungsi.
Hollande mempercepat jadwalnya dalam KTT Uni Eropa-Turki dan segera kembali ke Perancis guna mengadakan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping menjelang KTT Perubahan Iklim di Paris yang akan dimulai hari Senin (30/11). [em/al]