Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (30/10) mendesak Arab Saudi untuk mengungkapkan siapa yang memberi perintah untuk membunuh wartawan Saudi Jamal Khashoggi di konsulat Riyadh di Istanbul.
Berbicara kepada wartawan di parlemen, Erdogan mengatakan penyelidikan terhadap pembunuhan Khashoggi harus dituntaskan dengan segera. Ia mengatakan tidak ada gunanya berkilah.
Turki sedang berupaya mengekstradisi 18 tersangka warga Saudi yang ditahan di Arab Saudi terkait pembunuhan Khashoggi 2 Oktober lalu. Turki juga ingin Arab Saudi membantu menemukan mayat Khashoggi, yang sejauh ini belum ditemukan.
BACA JUGA: Trump Diminta Cegah Upaya Menutup-nutupi Kasus Pembunuhan KhashoggiDalam acara peringatan di London, Senin malam (29/10), tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz yang berkewarganegaraan Turki, mengatakan, ia “kecewa terhadap pimpinan di banyak negara” dalam menanggapi pembunuhan Khashoggi awal bulan ini di Istanbul. Ia meminta Presiden Amerika Donald Trump agar “membantu mengungkapkan kebenaran” mengenai kematian Khashoggi di tangan agen-agen yang dikirim kerajaan Saudi.
Khashoggi adalah wartawan yang mengasingkan diri. Ia menulis beberapa kolom opini untuk harian The Washington Post yang mengritik putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, penguasa de facto Arab Saudi.
Cengiz mengatakan Trump “seharusnya tidak mempermudah upaya menutup-nutupi” kematian Khashoggi. “Jangan biarkan uang mencemari hati nurani kita dan menodai nilai-nilai kita,” ujarnya.
Trump menyebut kasus hilangnya Khashoggi dan kematiannya sebagai “salah satu upaya menutup-nutupi terburuk dalam sejarah,” tetapi juga menyatakan bahwa Amerika tidak boleh terlalu kritis terhadap rezim Saudi karena transaksi pembelian senjata miliaran dolar dengan Riyadh yang belum selesai. [uh]