Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah akan melakukan uji klinis fase kedua vaksin virus corona pada Agustus mendatang. Penelitian tersebut, kata Wiku, merupakan kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan.
“Kami telah menerima kabar bahwa kolaborasi kami dengan Korea telah mendapatkan persetujuan untuk uji klinis fase satu dan dua pada 11 Juni lalu. Uji kilinis fase pertama akan dimulai pada bulan ini di Korea dan Indonesia akan mengambil bagian pada fase kedua Agustus nanti,” ujar Wiku dalam telekonferesi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (18/6).
Wiku juga mengatakan penelitian vaksin yang dikerjakan oleh Bio Farma dan perusahaan bioteknologi asal China, Sinovac Biotech Ltd, juga telah melewati uji klinis fase pertama. Fase ke-dua, yang ini sedang berlangsung, pada prinsipnya adalah tes imunologi yang hasilnya bisa diketahui pada akhir Juni nanti.
“Untuk uji klinis fase ketiga rencananya akan dilakukan pada Juli. Targetnya, vaksin bisa mulai diproduksi pada akhir tahun 2020 ini,” imbuhnya.
Kombinasi Lima Regimen Obat Unair Belum Uji Klinis
Sementara itu, menanggapi temuan lima regimen kombinasi obat corona Universitas Airlangga, Wiku menegaskan, sejauh ini perkembangannya baru memasuki tahap pra-klinis.
BACA JUGA: Peneliti Indonesia Klaim Temukan 5 Kombinasi Obat Covid-19“Penelitian yang dilakukan oleh Unair telah melewati dua fase dalam awal penelitiannya. Obat tersebut nantinya harus melalui uji klinis pada manusia untuk memastikan obatnya aman dan bekerja dengan baik untuk sebuah penyakit,” jelasnya.
Ia pun menegaskan bahwa pemerintah tidak akan meloloskan obat yang belum lolos uji klinis.
“Tanpa lolos studi klinis, obat apapun tidak akan memperoleh hak pemasaran. Kami tidak mendukung penggunaan regimen obat yang belum lolos uji klinis secara keseluruhan," imbuhnya.
Menaker: Pengangguran Bisa Bertambah Lima Juta Orang Akibat Covid-19
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah mengatakan jumlah pengangguran di Tanah Air diperkirakan bertambah hingga lima juta orang akibat pandemi ini.
Your browser doesn’t support HTML5
“Berdasarkan data, kita antisipasi jumlah pengangguran meningkat 2,92 juta hingga 5,23 juta orang. Kita akan berusaha untuk menurunkan jumlah pengangguran tersebut di bawah dua digit,” ungkap Ida.
Ida mengatakan sejauh ini, sebanyak 1,7 juta pekerja sudah terdampak wabah Covid-19. Mereka berasal dari sektor formal dan informal. Jumlah tersebut merupakan pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah kata Ida telah menetapkan kebijakan strategis, seperti stimulus ekonomi bagi para pengusaha agar tidak melakukan PHK massal, insentif pajak penghasilan bagi pekerja di sektor formal, program bansos untuk pekerja di sektor formal dan informal, pemberian kartu pra kerja bagi karyawan yang terkena PHK , perluasan program industri padat karya dan perlindungan bagi para pekerja migran Indonesia.
Kasus Harian Corona di Indonesia Capai Rekor Tertinggi Baru
Sementara itu, jumlah kasus baru harian virus Corona di Tanah Air telah mencapai rekor tertinggi baru. Juru bicara penanganan kasus virus corona Dr Achmad Yurianto melaporkan pada Kamis (18/6) Indonesia kini memiliki 42.762 kasus Covid-19 , setelah ada penambahan 1.331 kasus baru.
"Kalau kemudian kita lihat sebarannya, angka tertinggi yang melaporkan kasus positif hari ini adalah provinsi Jawa Timur dengan penambahan 384 kasus, dan melaporkan sembuh 78 orang. DKI Jakarta 173 kasus baru terkonfirmasi dan 128 kasus sembuh," ujar Yuri.
Adapun lima provinsi dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah DKI Jakarta (9.516), Jawa Timur (8.917), Sulawesi Selatan (3.366), Jawa Barat (2.758) dan Jawa Tengah (2.391).
Yuri juga mengumumkan ada 555 pasien yang sudah diperbolehkan pulang hari ini, sehingga total pasien yang telah pulih mencapai 16.798. Jumlah kematian masih terus naik. Sebanyak 63 orang meninggal dunia, sehingga jumlah total penderita yang meninggal pun menjadi 2.339. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) kini 36.698, sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) 17.923. [gi/ab]