Uni Eropa dan Ukraina memulai perundingan keanggotaan hari Selasa (25/6), sebuah proses yang bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun, yang sebelumnya selalu Rusia coba cegah.
Perundingan itu dilakukan satu dekade setelah pasukan Rusia mencaplok Semenanjung Krimea untuk mencegah Ukraina menjalin hubungan dengan Barat.
Negosiasi penerimaan keanggotaan Ukraina itu dimulai di sela-sela konferensi antarpemerintah di Luksemburg. Olga Stefanishyna, wakil perdana menteri pengintegrasian Eropa dan Euro-Atlantik, memimpin delegasi Ukraina.
“Hari ini menandai awal dari babak baru hubungan Ukraina dengan Uni Eropa,” kata Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal pada awal perundingan.
Dalam unggahan di X setelah Uni Eropa sepakat untuk melakukan perundingan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, “Masyarakat kami dari berbagai generasi mewujudkan impian Eropa mereka. Ukraina kembali ke Eropa.”
BACA JUGA: China Protes Sanksi UE terhadap 19 Perusahaan yang Terkait Perang Rusia di UkrainaSelain Ukraina, Moldova juga merundingkan rencana keanggotaannya di Uni Eropa pada hari yang sama.
Negara kandidat harus menyelaraskan peraturan hukum dan standarnya dengan kebijakan Uni Eropa dalam sejumlah isu, termasuk pendistribusian barang, lingkungan dan keamanan.
Seluruh 27 negara anggota harus setuju untuk memulai dan melaksanakan kebijakan dan perundang-undangan Uni Eropa. Hungaria adalah negara yang secara historis menentang bergabungnya Ukraina ke dalam Uni Eropa dan NATO.
“Kami masih pada tahap awal proses pemeriksaan. Sangat sulit untuk mengatakan sudah pada tahap mana Ukraina sekarang. Dari yang saya amati di sini, saat ini, mereka masih sangat jauh dari memenuhi kriteria keanggotaan,” kata Menteri Urusan Eropa Hungaria Janos Boka.
Jika diterima, Ukraina akan menjadi negara anggota dengan wilayah terbesar di blok tersebut, melampaui Prancis. Statusnya sebagai produsen gandum juga akan memengaruhi kebijakan pertanian Uni Eropa.
Meskipun ini sudah merupakan sebuah pencapaian tersendiri namun perundingan itu bisa memakan waktu bertahun-tahun. Walau sudah dimulai, negosiasi resminya tidak mungkin dimulai dalam beberapa bulan ke depan.
Turki sudah melakukan perundingan serupa selama hampir dua dekade tanpa hasil. Negara-negara lain yang masih dalam antrean di antaranya Albania, Bosnia dan Herzegovina, Georgia, Montenegro, Makedonia Utara dan Serbia.
Ukraina berharap dapat menjadi anggota Uni Eropa pada tahun 2030, tapi negara itu harus terlebih dahulu merampungkan lusinan reformasi institusional dan hukum. [rd/jm]