Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan “kedaulatan dan integritas teritorial” negaranya merupakan prioritas sewaktu Ukraina dan Rusia menuju ke babak baru pembicaraan perdamaian.
“Kami benar-benar menginginkan perdamaian tanpa ditunda-tunda,” kata Zelenskyy dalam pidato melalui video Minggu malam. “Ada peluang dan kebutuhan untuk pertemuan tatap muka di Turki. Ini tidak buruk. Mari kita lihat hasilnya.”
Sebelumnya hari Minggu, dalam percakapan dengan beberapa wartawan Rusia, Zelenksyy mengatakan Ukraina terbuka untuk menerapkan status netral sebagai bagian dari kesepakatan damai, jika ini disertai jaminan pihak ketiga dan diajukan untuk referendum.
Reuters mengutip seorang pembantu Zelenskyy yang mengatakan Turki termasuk di antara negara-negara yang dapat menjadi penjamin bagi Ukraina dalam isu-isu keamanan.
Turki siap menjadi tuan rumah pembicaraan terbaru. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara melalui telepon hari Minggu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan kantor Erdogan menyatakan bahwa ia menekankan perlunya gencatan senjata dan lebih banyak bantuan kemanusiaan di kawasan.
PBB menyatakan invasi Rusia terhadap Ukraina telah memaksa 10 juta orang meninggalkan rumah mereka, dengan lebih dari 3,8 juta orang melarikan diri dari negara itu.
BACA JUGA: Kanselir Jerman: NATO Tidak Upayakan Perubahan Rezim di RusiaKementerian Pertahanan Inggris pada Senin (28/3) menyatakan “tidak ada perubahan signifikan pada posisi pasukan Rusia di wilayah Ukraina yang diduduki” sepanjang hari sebelumnya, dan bahwa pasukan Rusia terhambat oleh kurangnya momentum serta semangat.
Menurut kementerian itu, Mariupol adalah kota di bagian selatan di mana Rusia telah meraih sebagian besar wilayah, dengan pertempuran hebat masih berlanjut “sementara Rusia berupaya merebut pelabuhan.” [uh/ab]