Presiden Ukraina Petro Poroshenko hari Senin (27/4) mengatakan negaranya akan bisa memenuhi semua persyaratan untuk menjadi anggota Uni Eropa dalam lima tahun, sementara pejabat Uni Eropa menolak permintaannya untuk mengirim misi penjaga perdamaian Uni Eropa ke Ukraina timur, di mana pertempuran selama satu tahun antara pemerintah dan pasukan separatis yang didukung Rusia telah menewaskan lebih dari 6.100 orang.
Presiden Ukraina mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan hari Senin dengan Presiden Uni Eropa Donald Tusk dan Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker bahwa Ukraina telah “mendapat hak” untuk bergabung dengan Uni Eropa ketika berlangsung “Revolusi Kehormatan” yang merujuk pada penggulingan pendahulunya yang pro Rusia, Viktor Yanukovych tahun lalu. Poroshenko mengatakan Ukraina saat ini membela hak itu yang dikatakannya sebagai “perang melawan agresi Rusia”.
Keputusan Yanukovych untuk tidak menandatangani perjanjian asosiasi perdagangan bebas dengan Uni Eropa telah memicu demonstrasi besar-besaran menentangnya. Ukraina menandatangani perjanjian asosiasi Uni Eropa tersebut tahun lalu setelah Yanukovych tersingkir.
Presiden Poroshenko hari Senin juga meminta “pengerahan pasukan Uni Eropa” untuk membantu menciptakan “situasi-situasi keamanan yang baik” guna mematuhi perjanjian gencatan senjata yang ditanda tangani bulan Februari oleh pemerintah Ukraina dan wakil-wakil separatis.
Presiden Uni Eropa Donald Tusk mengatakan Uni Eropa akan mengirim misi “penelaah” sipil untuk mencari cara-cara guna membantu Ukraina tapi “tidak mungkin” untuk mengirim “misi militer”.
Sementara itu, seorang juru bicara militer Ukraina hari Senin mengatakan bahwa pemberontak di Ukraina timur meningkatkan serangan-serangan yang melanggar perjanjian gencatan senjata.
Oleksandr Motuzyanyk melaporkan seorang tentara Ukraina tewas dan tiga cedera dalam pertempuran selama 24 jam terakhir. Hari Minggu, menurut pemerintah, seorang tentara tewas dan tujuh cedera di Ukraina timur.
Pemantau dari Organisasi Kerjasama Keamanan Eropa/ OSCE melaporkan menyaksikan pertempuran sengit hari Minggu dekat desa Shyrokyne, yang terletak hanya beberapa kilometer di sebelah timur Mariupol, kota pelabuhan Ukraina yang strategis.