Ukraina: Tentara Korut telah Dikerahkan ke Kursk Rusia 

Seorang pria tampak membaca surat kabar di salah satu sudut Seoul, pada 21 Oktober 2024. Surat kabar tersebut memberitakan keputusan Korea Utara untuk mengirimkan ribuan tentaranya ke medan pertempuran di Ukraina. (Foto: AFP/Anthony Wallace)

Badan intelijen militer Ukraina pada Kamis (24/10) mengatakan bahwa unit militer Korea Utara telah dikerahkan ke Kursk, wilayah perbatasan Rusia. Kursk merupakan lokasi serangan besar Ukraina pada musim panas ini.

“Unit militer pertama dari Korea Utara, yang dilatih di tempat pelatihan Rusia timur, telah tiba di zona tempur perang Rusia-Ukraina. Secara khusus, pada 23 Oktober 2024, kehadiran mereka tercatat di wilayah Kursk,” ungkap badan intelijen itu dalam sebuah pernyataan.

Badan intelijen Ukraina mengatakan sekitar 12.000 tentara Korea Utara, termasuk 500 perwira dan tiga jenderal, dilatih di lima pangkalan militer Rusia.

Sebelumnya pada hari Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menyangkal klaim AS bahwa Korea Utara telah mengirim 3.000 tentara ke Rusia, tetapi ia mengatakan bahwa hal itu tergantung pada Moskow untuk memutuskan bagaimana mereka dapat dikerahkan; termasuk kemungkinan mengirim mereka untuk bertempur di garis depan melawan Ukraina.

Para pejabat tinggi AS mengatakan pada hari Rabu (23/10) bahwa pasukan Korea Utara telah berlayar ke Rusia pada awal bulan Oktober dan dikirim ke sejumlah lokasi pelatihan militer.

BACA JUGA: Amerika Sebut Terdapat Bukti Keberadaan Tentara Korea Utara di Rusia, Putin: “Itu Urusan Kami”

AS menyuarakan kekhawatiran bahwa mereka mungkin akan bertempur bersama pasukan Rusia di Ukraina dalam peperangan yang sudah berlangsung selama 32 bulan, dan bisa menjadi sebuah eskalasi besar dalam konflik tersebut.

Ketika ditanya oleh wartawan tentang citra satelit yang menunjukkan pergerakan pasukan Korea Utara, Putin mengatakan, “Gambar adalah hal yang serius. Jika ada gambar, maka gambar itu mencerminkan sesuatu.”

Namun, ia berpendapat bahwa Barat telah meningkatkan perang di Ukraina dengan mengirimkan perwira dan instruktur NATO untuk membantu Kyiv mempertahankan diri dari Rusia.

“Kami tahu siapa saja yang hadir di sana, dari negara-negara NATO Eropa mana saja, dan bagaimana mereka melakukan pekerjaan ini,” kata Putin.

Pemimpin Kremlin itu secara khusus menyebutkan Pasal 4 dari perjanjian kerja sama Rusia dengan Korea Utara yang mengatur tentang pertahanan bersama.

“Ada Pasal 4. Kami tidak pernah meragukan sedikit pun bahwa kepemimpinan Korea Utara menganggap serius perjanjian kami. Namun, apa yang kami lakukan dalam kerangka pasal ini adalah urusan kami,” kata Putin.

Dia mengatakan bahwa tentara Rusia bergerak maju di sepanjang bagian front di Ukraina dan telah menjebak sejumlah besar pasukan Ukraina di wilayah Kursk, Rusia.

BACA JUGA: Prabowo Utus Menlu Hadiri KTT BRICS, Pengamat: Ini Menunjukkan Ketertarikan Indonesia

Komentar Putin itu muncul ketika majelis rendah parlemen Rusia, Duma Negara, meratifikasi perjanjian “kemitraan strategis komprehensif” yang ditandatanganinya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam sebuah kunjungan ke Pyongyang pada bulan Juni. Majelis tinggi diperkirakan akan segera mengikutinya.

Pakta ini mewajibkan Rusia dan Korea Utara untuk segera memberikan bantuan militer dengan menggunakan “segala cara” jika salah satu dari mereka diserang. Hal tersebut menandai hubungan terkuat antara Moskow dan Pyongyang sejak berakhirnya Perang Dingin.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa apa yang dilakukan oleh tentara Pyongyang di Rusia “masih harus dilihat.” Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa AS “bekerja sama erat dengan sekutu dan mitra kami untuk mendapatkan pemahaman penuh atas situasi ini.”

“Kami belum tahu apakah para prajurit ini akan bertempur bersama militer Rusia” di Ukraina, tetapi kemungkinan itu ‘tentu saja menjadi perhatian besar,’ kata Kirby.

“Kami telah memberi pengarahan kepada pemerintah Ukraina tentang pemahaman kami terhadap situasi ini, dan kami tentu saja berkonsultasi secara dekat dengan sekutu, mitra, dan negara-negara lain di kawasan ini tentang implikasi dari pergerakan kelompok yang dramatis, dan bagaimana kami dapat meresponsnya,” kata Kirby.

“Untuk saat ini, kami akan terus memantau situasi dengan seksama, tetapi mari kita perjelas: Jika tentara Korea Utara benar-benar masuk ke dalam pertempuran, perkembangan ini akan menunjukkan keputusasaan Rusia yang semakin meningkat dalam perangnya melawan Ukraina,” tambah Kirby.

BACA JUGA: Pertama Kalinya, Korea Utara Sebarkan Pamflet Propaganda di Seoul 

“Rusia menderita korban yang luar biasa di medan perang setiap harinya, tetapi Presiden Putin tampaknya berniat untuk melanjutkan perang ini,” ujar Kirby.

Di medan perang, para pejabat di ibukota Ukraina, Kyiv, mengatakan pada hari Kamis bahwa Rusia menyerang wilayah tersebut dengan sekitar selusin drone dalam satu malam.

Serhii Popko, kepala Administrasi Militer Kota Kyiv, mengatakan bahwa pertahanan udara Ukraina menembak jatuh semua drone tersebut, dan bahwa tidak ada laporan mengenai korban atau kerusakan.

Di wilayah Mykolaiv, Ukraina selatan, Gubernur Vitalii Kim mengatakan melalui Telegram bahwa militer menembak jatuh tiga pesawat tak berawak Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya telah menghancurkan tujuh pesawat tak berawak Ukraina, termasuk empat di atas wilayah Kursk dan tiga di atas Laut Hitam. Para pejabat di wilayah Bryansk, Rusia, juga melaporkan beberapa drone ditembak jatuh semalam. [th/ka]