Pejabat Amerika Serikat mengatakan belum jelas apakah, kapan atau bagaimana tentara Korea Utara di Rusia bisa diterjunkan dalam perang melawan Ukraina. Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan, “Apa yang persisnya mereka lakukan? Masih harus dipantau.”
Dampak dikerahkannya beberapa ribu tentara Korea Utara di medan tempur mungkin kecil, akan tetapi dampak politiknya besar, menurut pengamat.
Charles Kupchan dari lembaga pemikir Dewan Hubungan Internasional mengatakan melalui Zoom, “Korea Utara tampaknya beralih dari kemitraan strategis dengan Rusia yang menyediakan persenjataan, untuk menyokong upaya Rusia tanpa ikut serta di dalamnya, menjadi mitra yang benar-benar ikut bertempur. Hal itu mengubah hubungan keduanya menjadi sesuatu yang lebih dekat ke sebuah aliansi.”
Pada Rabu (23/10), Gedung Putih mengungkapkan kekhawatirannya tentang apa yang disebut sebagai hubungan pertahanan yang sembrono dan berbahaya.
Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menuturkan, “Bukan hanya kekhawatiran akan dampaknya terhadap perang di Ukraina, tapi juga dampak yang dapat ditimbulkannya di Indo-Pasifik, yang menguntungkan Kim Jong Un sampai titik tertentu.”
Kirby mengatakan, Washington akan berdiskusi dengan Beijing untuk mengetahui pandangan China mengenai langkah Korea Utara dan Rusia tersebut.
Pada Kamis (24/10), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan, pihaknya tidak mengetahui keberadaan pasukan Korea Utara di Rusia.
“Untuk menjawab pertanyaan pertama Anda, China tidak mengetahui keadaan tersebut. Untuk pertanyaan kedua Anda (tentang apakah penerjunan pasukan Korea Utara akan mengeskalasi krisis di Ukraina), posisi China mengenai krisis Ukraina selalu konsisten dan jelas. Kami berharap seluruh pihak akan mendorong deeskalasi situasi dan berkomitmen pada solusi politik,” sebutnya.
Ketika ditanya mengenai laporan bahwa Korea Utara telah mengirim 3.000 tentaranya ke Rusia, pada Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pengimplementasian perjanjian kemitraan Rusia dengan Pyongyang adalah urusan Moskow. Ia tidak membantah bahwa pasukan Korea Utara sudah berada di Rusia.
“Kami tidak pernah ragu bahwa pemimpin Korea Utara memperlakukan perjanjian kami dengan serius. Akan tetapi apa yang akan kami lakukan dan bagaimana kami akan melakukannya adalah urusan kami,” jelasnya.
Sementara itu, Gedung Putih memberikan peringatan terhadap Pyongyang. Apabila tentara Korea Utara memutuskan untuk bergabung dalam perang melawan Ukraina, maka mereka akan menjadi target militer yang sah, ungkap Kirby.
Sementara mengenai Rusia, Kirby mengatakan bahwa penerjunan tentara Korea Utara untuk melawan Ukraina akan menjadi isyarat keputusasaan dan kelemahan. “Bahwa ia harus menyerahkan pertempuran ke negara asing, saya rasa itu menunjukkan seberapa besar kerugian militer yang dideritanya, dan seberapa tidak pasti dan tidak dapat dipertahankannya situasi saat ini,” jelasnya.
Amerika Serikat menjanjikan sejumlah sanksi baru dalam beberapa hari ke depan yang menarget mereka yang berada di luar Rusia, yang telah mendukung mesin perang Rusia. [rd/ab]
Sebagian informasi dalam laporan ini berasal dari Reuters.
Forum