Pasukan Ukraina terus berupaya membangun benteng, kata Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal pada hari Senin (4/3), pada saat pasukan Rusia sedang melakukan serangan di wilayah timur negara itu.
Pernyataan itu muncul di tengah sejumlah kritik terhadap garis pertahanan Ukraina menyusul kemajuan pesat pasukan Rusia setelah mereka merebut benteng Avdiivka di Ukraina timur.
“Saya yakin dan mengetahui bahwa Kementerian Pertahanan mempunyai rencana menyeluruh untuk menciptakan garis pertahanan yang komprehensif,” kata Shmygal pada konferensi pers.
“Pekerjaan dilakukan setiap hari, 24/7 (24 jam sehari, tujuh hari seminggu),” tambahnya.
BACA JUGA: Zelenskyy Desak Barat Beri Bantuan Pertahanan UdaraPemerintah Ukraina telah mengalokasikan UAH 20 miliar ($500 juta atau sekitar delapan triliun rupiah) untuk pembangunan benteng tahun ini, tambahnya.
“Tahun ini, pemerintah bahkan siap untuk secara proaktif terus mengalokasikan dana… untuk pembangunan benteng yang kuat – tidak hanya pada lini pertama dan kedua, tetapi juga pada lini ketiga dan, jika perlu, lini keempat,” kata Shmygal.
Pada akhir tahun 2023, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa "memobilisasi sumber daya untuk benteng" adalah “prioritas.”
Garis pertahanan terbuat dari parit, bunker, dan jebakan antitank – termasuk balok beton berbentuk piramida yang biasa dikenal dengan “gigi naga.”
Jalur yang jauh dari depan biasanya dibangun oleh kontraktor sipil. [lt/ka]