Ukraina Tuduh Separatis Sengaja Serang Permukiman

  • Al Pessin

Separatis pro-Rusia siaga di wilayah Donetsk, Ukraina timur (7/9). Pasukan Ukraina menuduh separatis menyerang permukiman penduduk.

Warga di Donetsk melaporkan bahwa pemberontak separatis menembakkan artileri dan misil ke daerah-daerah permukiman untuk mendiskreditkan pasukan Ukraina.

Juru bicara militer Ukraina pada Senin (15/9) menuduh separatis pro-Rusia menyerang permukiman penduduk dekat bandara Donetsk yang dikuasai pemerintah, untuk memberi kesan seakan-akan pasukan Ukraina yang melakukannya.

Pemerintah mengatakan tentaranya berhasil menangkis serangan pemberontak atas bandar udara itu akhir pekan ini, tetapi para pengamat independen tidak dapat memastikan siapa yang menembakkan meriam dan misil ke daerah-daerah penduduk.

Juru bicara militer Ukraina, Kolonel Andriy Lysenko menyalahkan pemberontak. Lysenko mengatakan bahwa warga di Donetsk melaporkan, pemberontak separatis menembakkan artileri dan misil ke daerah-daerah permukiman untuk mendiskreditkan pasukan Ukraina. Dia menambahkan, dalam beberapa insiden, para pendukung pemberontak mengecat bendera-bendera Ukraina pada misil-misil itu.

Lysenko menambahkan, unit-unit tentara Ukraina bertahan pada posisi-posisi mereka dan hanya menembak untuk menangkis serangan.

Hari Minggu, berbagai laporan dari Ukraina timur, termasuk sebuah laporan dari tim pengamat Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa atau OSCE, menggambarkan serangan-serangan terhadap sebuah pasar dan perkampungan penduduk di Donetsk, menewaskan beberapa orang. Seorang perempuan dilaporkan terbunuh ketika berdiri di halaman rumahnya sendiri.

Walaupun begitu, kedua pihak masih melakukan pertukaran tawanan terbanyak, di mana 73 pejuang dari masing-masing pihak pulang ke rumah mereka hari Minggu.

Gencatan senjata yang dicapai 10 hari lalu sebagian besar berhasil mencegah pertempuran-pertempuran besar. Tetapi rencana-rencana untuk memulai perundingan perdamaian pekan depan di Belarus belum dirampungkan, karena masing-masing menuduh pihak lainnya melanggar gencatan senjata. Mereka juga mengatakan tidak akan berkompromi mengenai isu-isu politik yang utama.

Pihak pemberontak menginginkan kemerdekaan. Pemerintah Ukraina mengatakan, persetujuan apapun mungkin akan mencakup otonomi yang lebih luas, tetapi garis-garis perbatasan negara tidak akan berubah.

Sementara itu, Ukraina dan Uni Eropa akan meratifikasi sebuah persetujuan blok negara-negara itu hari Selasa. Penolakan mantan Presiden Ukraina sebelumnya untuk menandatangani persetujuan itu mengakibatkan pecahnya protes-protes yang menggulingkannya, memicu pendudukan Rusia terhadap Krimea dan dukungan negara itu terhadap pemberontak. Presiden yang baru, Petro Poroshenko, telah menandatangani persetujuan tadi, tetapi sepakat hari Minggu untuk menunda pelaksanaannya hingga akhir tahun depan.

Keputusan itu merupakan konsesi kepada Rusia, yang mengancam akan mengenakan tindakan balasan dalam bidang perdagangan, yang dapat merugikan ekonomi Ukraina.