Seorang ulama berpengaruh di Iran, anggota Majelis Pakar yang memilih pemimpin tertinggi negara itu, tewas dalam serangan bersenjata, kata para pejabat Rabu (26/4).
“Ayatollah Abbas Ali Soleimani tewas pagi ini dalam serangan bersenjata. Penyerang juga ditangkap dan sekarang sedang diinterogasi,” lapor kantor berita IRNA, mengutip pejabat politik dan keamanan provinsi Mazandaran di Iran Utara tempat serangan itu terjadi.
Serangan itu terjadi di sebuah bank di kota Babolsar, kata pejabat itu.
“Motif penyerang belum jelas dan akan diumumkan setelah diklarifikasi,” tambah pejabat itu.
Gubernur provinsi Mazandaran Mahmoud Hosseinipour mengatakan penyerang adalah petugas keamanan bank lokal.
“Sejauh ini, informasi dan dokumen kami menunjukkan bahwa ini bukan aksi (yang mengancam) keamanan atau teroris,” kata Hosseinipour kepada televisi pemerintah.
Soleimani, 75, sebelumnya adalah wakil dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Dia juga pernah menjadi imam yang memimpin salat Jumat di kota Kashan, di provinsi Isfahan, Iran Tengah, dan kota Zahedan di provinsi Sistan-Baluchistan, Iran Tenggara.
Menurut konstitusi, Majelis Ahli yang beranggotakan 88 orang diberi mandat untuk mengawasi, memberhentikan, dan memilih Pemimpin Tertinggi Iran.
Badan musyawarah yang sangat kuat itu sekarang dipimpin oleh ulama ultrakonservatif Ahmad Jannati yang berusia 96 tahun.
Anggotanya dipilih dalam pemilihan rakyat untuk masa jabatan delapan tahun dari sejumlah kandidat setelah lolos dari penilaian Dewan Wali negara.
BACA JUGA: Warga Iran Kritik Pemimpin Tertingginya yang Tolak ReferendumSerangan itu diyakini sebagai yang paling signifikan terhadap seorang ulama selama bertahun-tahun di Iran.
Pada April 2022, serangan menggunakan pisau yang diduga dilakukan oleh seorang jihadi di kota suci Mashhad di Provinsi Razavi Khorasan, di timur laut Iran menyebabkan kematian dua ulama dan melukai seorang lainnya.
Tersangka utama, yang diidentifikasi sebagai Abdolatif Moradi, 21, adalah seorang etnis Uzbekistan yang memasuki Iran secara ilegal melalui perbatasan Pakistan setahun sebelumnya, kata kantor berita Tasnim saat itu.
Moradi digantung pada bulan Juni di kota yang sama atas tuduhan “moharebeh,” atau “perang melawan Tuhan.”
Penyerang beraksi pada hari ketiga bulan suci Ramadan saat kerumunan besar jamaah berkumpul di makam Imam Reza, salah seorang tokoh paling dihormati dalam Islam Syiah.
Serangan di Mashhad Rabu ini terjadi beberapa hari setelah dua ulama Sunni ditembak mati di luar sebuah sekolah agama di kota Gonbad-e Kavus di Iran utara. [lt/uh]