Seorang ulama radikal Islam yang mendapat pembebasan dini dari penjara untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia telah ditangkap kembali karena dituduh terlibat dalam beberapa serangan militan.
Aman Abdurrahman, yang memimpin jaringan militan terkait ISIS dari penjara, termasuk di antara lebih dari 90 ribu narapidana yang mendapat remisi sehubungan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia, Kamis.
Ibnu Chuldun, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, Jumat mengatakan, Aman Abdurrahman dipindahkan dari penjara di Nusa Kambangan ke tahanan di Markas Korps Brigade Mobil (Brimob) POLRI, di dekat Jakarta.
Chuldun mengatakan ulama tersebut ditanyai mengenai perannya dalam berbagai serangan, termasuk serangan bom bunuh diri Januari 2016 di Jakarta Pusat yang menewaskan empat warga sipil dan empat penyerang.
Abdurrahman sedang menjalani hukuman sembilan tahun penjara karena membantu mendirikan kamp pelatihan jihad di kawasan pegunungan yang terpencil di Aceh pada tahun 2010. Ia sebelumnya mendapat pembebasan bersyarat pada tahun 2008 dari hukuman penjara tujuh tahun terkait upaya serangan yang gagal, di mana sebuah bom meledak di rumahnya sebelum serangan berlangsung.
Polisi mengatakan lelaki berusia 45 tahun yang nama aslinya Oman Rochman itu adalah penerjemah utama bagi propaganda ISIS dan memimpin Jemaah Anshorut Daulah, jejaring yang beranggotakan hampir dua lusin kelompok ekstremis Indonesia yang dibentuk pada tahun 2015.
Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia, telah melancarkan tindakan keras terhadap militan sejak serangan bom Bali 2002 yang menewaskan 202 orang. Tetapi ancaman baru telah muncul dari para simpatisan ISIS.
Serangan bom bunuh diri ganda pada Mei lalu menewaskan tiga polisi dalam serangan militan yang paling banyak menewaskan korban di Jakarta dalam setahun ini. [uh/ab]