Ulama Turki Tuduh Erdogan Ada di Belakang Kudeta

Ulama Turki Fethullah Gulen berbicara dengan jurnalis di rumahnya di Saylorsburg, Pennsylvania (16/7). (Reuters/Greg Savoy)

Gulen menyangkal semua tuduhan bahwa ia memainkan peranan dalam upaya kudeta di Turki dan mengatakan ia mengutuk "dengan sangat keras" upaya untuk menggulingkan pemerintah.

Ulama Turki di AS, Fethullah Gulen, yang pengikutnya dituduh pemerintah Turki mendalangi kudeta yang gagal, mengatakan hari Minggu (17/7) ia akan mematuhi keputusan ekstradisi dari Amerika Serikat namun menambahkan bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan melangsungkan sandiwara kudeta.

"Saya tidak terlalu khawatir mengenai permintaan ekstradisi," ujar Gulen kepada wartawan lewat penerjemah di Pennsylvania tempat ia tinggal.

Pemerintah Turki mengatakan sedang mengupayakan permintaan ekstradisi untuk ulama tersebut. Pemerintah AS mengatakan akan mempertimbangkan permintaan formal apa pun.

Gulen hari Sabtu menyangkal semua tuduhan bahwa ia memainkan peranan dalam upaya kudeta di Turki dan mengatakan ia mengutuk "dengan sangat keras" upaya untuk menggulingkan pemerintah.

"Sebagai seseorang yang menderita di bawah kudeta militer berulang kali dalam lima dekade terakhir, rasanya terhina dituduh memiliki kaitan dengan upaya semacam itu. Saya menyangkal tuduhan-tuduhan seperti itu," ujar ulama yang telah mengasingkan diri di AS selama bertahun-tahun itu.

Erdogan dan pemerintahannya telah mengatakan bahwa para pengikut Gulen di militer bertanggung jawab atas upaya pengambilalihan kekuasaan Jumat malam dan Sabtu pagi.

Pemerintah menuduh Gulen mencoba menciptakan "struktur paralel" dalam kepolisian, lembaga yudikatif, media dan angkatan bersenjata, untuk mengambil alih negara, sebuah tuduhan yang disangkal ulama itu. [hd]