Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Fethullah Gulen, ulama yang kini tinggal di negara bagian Pennsylvania, di Amerika, mendalangi kudeta itu dan menuntut Gulen diekstradisi.
Erdogan seringkali menuduh adanya "dalang" yang katanya bertekad memecah Turki, dalam apa yang tampaknya sebagai referensi terselubung bagi Barat pada umumnya, dan khususnya, Amerika. Hari Sabtu, Menteri Tenaga Kerja Turki, Suleyman Soylu, menuduh Amerika berada di balik upaya kudeta itu.
Dalam percakapan telepon hari Sabtu (16/7), kepada Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Kerry mengatakan, "Sindiran terbuka atau klaim mengenai peran apa pun oleh Amerika dalam upaya kudeta yang gagal, benar-benar palsu dan berbahaya bagi hubungan bilateral kita."
Demikian disebut dalam laporan mengenai percakapan telepon itu yang dirilis Departemen Luar Negeri.
Kerry juga mengatakan kepada stasiun televisi CNN bahwa Turki belum secara resmi meminta ekstradisi Gulen, dan bahwa ia telah meminta menteri luar negeri Turki agar membuat permintaan resmi, dan menyatakan bahwa "Amerika tidak menyembunyikan siapa pun."
Gulen membantah berada dibalik kudeta gagal itu dan menolak bahwa ia tahu siapa yang mungkin bertanggungjawab. [ka/ii]