Sebuah panel Uni Afrika akan menyelidiki kekejaman yang telah terjadi sejak konflik bersenjata meletus di Sudan Selatan pada pertengahan Desember lalu.
Kepala komisi penyelidikan yang baru dibentuk yang akan menyelidiki kekejaman di Sudan Selatan berjanji akan tidak mengesampingkan apapun selagi panel itu menyelidiki dugaan pelanggaran HAM dan berbagai pelanggaran lainnya.
Mantan Presiden Nigeria Olusegun Obasanjo berkata demikian hari Rabu (12/3), tidak lama setelah lima setelah komisi Uni Afrika beranggotakan lima orang itu dilantik.
Obasanjo mengatakan baik "orang Afrika maupun orang non-Afrika" di seluruh dunia akan mengamati bagaimana panel yang dipimpinnya melaksanakan tugas. Ia mengatakan panel itu akan berusaha membuktikan bahwa "Afrika telah menjadi dewasa" dan dapat mengatasi masalah-masalahnya sendiri.
Panel itu akan menyelidiki kekejaman yang telah terjadi sejak konflik bersenjata meletus pada pertengahan Desember lalu.
Pemerintah Sudan Selatan menuduh mantan wakil presiden Riek Machar memimpin sebuah percobaan kudeta pertengahan Desember lalu. Tuduhan itu memicu pertempuran mematikan berminggu-minggu, termasuk bentrokan antara pasukan pro dan anti-pemerintah, dan dugaan kekerasan antar-etnis antara Dinka dan Nuer, dua suku terbesar di negara itu.
Kekerasan itu telah menewaskan ribuan orang dan memaksa ratusan ribu orang meninggalkan tempat tinggal mereka.
Mantan Presiden Nigeria Olusegun Obasanjo berkata demikian hari Rabu (12/3), tidak lama setelah lima setelah komisi Uni Afrika beranggotakan lima orang itu dilantik.
Obasanjo mengatakan baik "orang Afrika maupun orang non-Afrika" di seluruh dunia akan mengamati bagaimana panel yang dipimpinnya melaksanakan tugas. Ia mengatakan panel itu akan berusaha membuktikan bahwa "Afrika telah menjadi dewasa" dan dapat mengatasi masalah-masalahnya sendiri.
Panel itu akan menyelidiki kekejaman yang telah terjadi sejak konflik bersenjata meletus pada pertengahan Desember lalu.
Pemerintah Sudan Selatan menuduh mantan wakil presiden Riek Machar memimpin sebuah percobaan kudeta pertengahan Desember lalu. Tuduhan itu memicu pertempuran mematikan berminggu-minggu, termasuk bentrokan antara pasukan pro dan anti-pemerintah, dan dugaan kekerasan antar-etnis antara Dinka dan Nuer, dua suku terbesar di negara itu.
Kekerasan itu telah menewaskan ribuan orang dan memaksa ratusan ribu orang meninggalkan tempat tinggal mereka.