Uni Eropa pada Selasa (15/3) secara resmi menyetujui rentetan sanksi baru terhadap Rusia terkait aksi invasinya ke Ukraina, yang mencakup larangan investasi di sektor energi Rusia, ekspor barang mewah, dan impor produk baja dari Rusia.
Sanksi tersebut, yang mulai berlaku setelah dipublikasikan di jurnal resmi Uni Eropa pada Selasa (15/3) malam, juga membekukan lebih banyak aset pemimpin bisnis yang mendukung negara Rusia, termasuk pemilik klub sepak bola Chelsea, Roman Abramovich.
Komisi Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (15/3) bahwa sanksi termasuk "larangan luas pada investasi baru di seluruh sektor energi Rusia.”
BACA JUGA: Redam Dampak Sanksi Barat, Rusia Andalkan ChinaTindakan itu akan menghantam perusahaan minyak utama Rusia Rosneft ,Transneft dan Gazprom Neft, tetapi anggota Uni Eropa masih dapat membeli minyak dan gas dari mereka, kata sumber Uni Eropa kepada Reuters.
Juga akan ada larangan total transaksi dengan beberapa perusahaan milik negara Rusia yang terkait dengan kompleks industri militer Kremlin, kata eksekutif Uni Eropa.
Blok yang terdiri dari 27 negara tersebut mencapai kesepakatan awal tentang sanksi baru pada Senin (14/3), dan tidak ada keberatan yang diajukan sebelum batas waktu yang disepakati.
Komisi mengatakan larangan impor baja Rusia diperkirakan mempengaruhi produk senilai $3,6 miliar atau setara dengan Rp51,6 triliun.
Perusahaan-perusahaan Uni Eropa juga tidak akan lagi diizinkan mengekspor barang mewah apa pun yang bernilai lebih dari 300 euro atau sekitar Rp4,8 juta, termasuk perhiasan. Ekspor mobil seharga lebih dari 50.000 euro juga akan dilarang, kata sumber Uni Eropa.
Paket tersebut juga melarang lembaga pemeringkat kredit Uni Eropa menerbitkan peringkat untuk Rusia dan perusahaan Rusia, yang menurut Komisi akan semakin membatasi akses mereka ke pasar keuangan Eropa.
BACA JUGA: Dunia Kompak Ganjar dengan Sanksi, Rusia Makin TerisolasiSanksi terbaru mengikuti tiga putaran tindakan hukuman yang mencakup pembekuan aset bank sentral Rusia dan pengecualian dari sistem perbankan SWIFT bagi beberapa bank Rusia dan Belarusia.
Uni Eropa juga sepakat pada Selasa (15/3) untuk mencabut status perdagangan "negara paling disukai" Rusia, membuka pintu untuk tarif hukuman atas barang-barang Rusia atau larangan impor langsung. [ah/rs]