Para menteri pertanian Uni Eropa, Selasa (25/7), bertemu untuk membahas cara-cara memindahkan biji-bijian yang penting bagi keamanan pangan global keluar dari Ukraina setelah Rusia menghentikan kesepakatan yang mengizinkan ekspor. Pada saat yang sama, mereka juga ingin melindungi harga bagi para petani di negara-negara yang berbatasan dengan negara yang dilanda perang itu.
Para menteri itu bertemu di Brussel untuk pertama kalinya sejak Rusia menghentikan kesepakatan perang yang memungkinkan gandum mengalir dari Ukraina ke negara-negara di Afrika, Timur Tengah dan Asia, di mana kelaparan menjadi ancaman yang kian berkembang dan harga pangan yang tinggi telah mendorong lebih banyak orang ke dalam kemiskinan.
Kesepakatan tersebut memberikan jaminan bahwa kapal-kapal pengangkut biji-bijian tidak akan diserang saat memasuki dan meninggalkan pelabuhan Ukraina, sementara kesepakatan terpisah memfasilitasi pergerakan makanan dan pupuk Rusia.
Menurut rencana, Menteri Pertanian Polandia Robert Telus akan menyampaikan pernyataan di pertemuan Uni Eropa tersebut bahwa negaranya -- bersama dengan Slovakia, Hungaria, Rumania, dan Bulgaria -- memperluas larangan mereka terhadap impor biji-bijian Ukraina, tetapi masih akan membiarkan makanan itu bergerak melalui negara mereka ke berbagai penjuru dunia.
Menteri Pertanian Lituania, Kestutis Navickas, menyarankan pada hari Selasa bahwa prosedur ekspor biji-bijian dapat dialihkan dari perbatasan Ukraina-Polandia ke pelabuhan Lituania sebagai cara untuk mencegah biji-bijian tersangkut di Polandia dan menyebabkan kelebihan pasokan yang menekan harga petani lokal.
Selama beberapa hari terakhir, Rusia telah menarget infrastruktur ekspor biji-bijian penting Ukraina sejak bersumpah akan membalas serangan yang merusak jembatan penting antara Rusia dan Semenanjung Krimea yang dicaplok Moskow. Para pejabat Rusia menuding serangan itu dilakukan oleh drone Ukraina.
BACA JUGA: Lituania Desak Uni Eropa Gunakan Pelabuhan Baltik untuk Ekspor Gandum UkrainaUkraina juga berusaha untuk terus mengekspor biji-bijian melalui laut. Pemerintah negara itu mengirim surat kepada Organisasi Maritim Internasional PBB yang membangun koridor pelayaran sementara, dengan mengatakan Ukraina akan “memberikan jaminan kompensasi atas kerusakan yang terjadi.”
Namun Rusia memperingatkan bahwa kapal yang melintasi bagian Laut Hitam akan dianggap sebagai kapal yang membawa senjata ke Ukraina. Ukraina membalasnya dengan mengatakan bahwa kapal yang menuju ke pelabuhan Laut Hitam Rusia juga akan dianggap "membawa kargo militer dengan semua risiko yang terkait." [ab/uh]