Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, Senin (19/4), mengatakan blok tersebut menganggap Rusia bertanggung jawab atas kesehatan Alexei Navalny yang dipenjarakan. Pernyataan itu dikeluarkan menyusul munculnya kekhawatiran yang kian berkembang di kalangan negara-negara Eropa mengenai kondisi kesehatan kritikus Kremlin yang memburuk itu.
"Kami akan menuntut pertanggungjawaban pihak berwenang Rusia atas kondisi kesehatan Navalny," kata Borrell menjelang pertemuan virtual para menteri luar negeri Uni Eropa, yang katanya juga akan membahas situasi sangat berbahaya menyangkut peningkatan keberadaan militer Rusia di perbatasan Ukraina.
Terkait Navalny, Amerika Serikat sebelumnya memperingatkan Rusia tentang "konsekuensi" yang akan dihadapi Moskow jika kritikus Kremlin itu meninggal di penjara.
Para dokter memperingatkan akhir pekan lalu bahwa Navalny -- yang saat ini sedang melakukan aksi mogok makan di sebuah penjara di timur Moskow -- bisa meninggal kapan saja karena kondisinya yang kritis. Sementara itu, para pendukungnya menyerukan protes besar-besaran di berbagai penjuru Rusia pada Rabu malam, beberapa jam setelah Presiden Vladimir Putin menyampaikan pidato kenegaraannya.
BACA JUGA: Aktivis Serukan Protes Sementara Kesehatan Navalny MemburukPara diplomat utama Uni Eropa akan membahas situasi itu, Senin. Sebelum pertemuan tersebut, Borrell mengatakan dalam sebuah pernyataan, ia menyerukan agar kritikus Kremlin itu diberikan akses langsung ke profesional medis yang dipercayainya.
Kekhawatiran atas kesehatan Navalny meningkat dan membayangi berbagai lonjakan ketegangan antara Moskow dan Barat atas sejumlah masalah, termasuk peningkatan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, campur tangan Rusia dalam pemilu AS, dan aktivitas-aktivitas bermusuhan lainnya.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, Minggu (18/4), Kremlin telah diperingatkan bahwa akan ada konsekuensi jika Navalny meninggal.
Kritikus berusia 44 tahun itu ditangkap di Rusia pada Januari setelah kembali dari pengobatan keracunan yang dialaminya dan hampir mematikannya, yang menurutnya dilakukan oleh Moskow -- tuduhan yang dibantah oleh pemerintahan Putin.
Dihukum dua setengah tahun penjara atas tuduhan korupsi, Navalny mulai melakukan aksi mogok makan pada 31 Maret. Ia menggelar aksi itu untuk menuntut perawatan medis atas sakit punggung dan mati rasa pada tangan dan kakinya.
Uni Eropa pada bulan Oktober menjatuhkan sanksi kepada enam pejabat Rusia atas percobaan pembunuhan terhadap Navalny, kata Borrell. Pada Februari lalu, blok tersebut menjatuhkan sanksi kepada empat orang lainnya atas penangkapan dan penghukuman Navalny. (ab/uh)