Uni Eropa mengecam keputusan AS untuk memberlakukan sanksi terhadap negara-negara yang membeli minyak Iran dan memperingatkan bahwa langkah itu dapat mempersulit usaha internasional untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Juru bicara Komisi Eropa Maja Kocijancic, mengungkapkan penyesalan atas keputusan AS itu, Selasa (23/4). Ia mengatakan, keputusan tersebut berisiko mengganggu kesepakatan nuklir Iran.
Presiden AS Donald Trump mundur dari kesepakatan nuklir Iran tahun lalu dengan alasan pakta itu tidak menghentikan usaha Teheran mengembangkan misil dan mengganggu kestabilan Timur Tengah.
BACA JUGA: AS Akhiri Pengecualian Sanksi bagi Importir Minyak IranSejak itu, Uni Eropa memberlakukan langkah-langkah untuk menghindari sanksi-sanksi AS terhadap Iran, termasuk terus membuka jalur-jalur suplai finansial ke Teheran dan melindungi bisnis-bisnis Eropa di sana.
Harga minyak global meningkat menyusul keputusan AS untuk memberlakukan sanksi-sanksi terhadap negara-negara yang membeli minyak dari Iran itu. Sejumlah analis, Selasa, mengatakan, harga itu akan terus membubung.
AS mengumumkan pemberlakuan sanksi-sanksi itu tahun lalu untuk memaksa para pemimpin Iran merundingkan kembali kesepakatan yang ditujukan untuk mencegah negara itu mengembangkan senjata nuklir. Namun sejumlah negara mendapat pengecualian sementara, sehingga masih bisa mengimpor minyak Iran. Amerika kini menyatakan pengecualian itu berakhir tanggal 2 Mei.
Negara-negara yang terpengaruh termasuk China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Turki. Menlu AS Mike Pompeo mengatakan, Senin, AS kini mengandalkan Arab Saudi untuk menjamin suplai yang memadai. (ab)