Setelah melakukan penghematan selama delapan tahun, Yunani dinyatakan Uni Eropa tidak lagi melanggar peraturan anggaran.
Rekomendasi Komisi Uni Eropa hari Rabu (12/7) untuk mengakhiri apa yang disebut sebagai “prosedur defisit eksesif di Yunani setelah adanya perbaikan kondisi keuangan setelah bertahun-tahun akibat pemangkasan anggaran belanja, kenaikan pajak, dan resesi yang menghapus seperempat perekonomian negara yang membuat angka pengangguran dan kemiskinan membengkak.
“Ini adalah saat simbolis bagi Yunani,” ujar Pierre Moscovici, pejabat ekonomi tertinggi di Uni Eropa.
“Ini adalah akhir masa penghematan, dan berarti kita perlu beralih ke strategi yang didasarkan pada pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja dan keadilan sosial,” tambahnya.
Yunani mendapat sorotan luas sejak tahun 2009 ketika krisis utangnya meledak ditengah-tengah skandal statistik yang menunjukkan keuangan publik negara itu jauh lebih buruk dibanding yang diperkirakan. Defisit anggaran Yunani tiba-tiba direvisi menjadi belasan persen, jauh melebihi batas tiga persen yang ditetapkan Uni Eropa.
Ketika berada dalam prosedur korektif Yunani dipaksa mengubah strateginya untuk memulihkan keuangannya, tetapi hancurnya kepercayaan pada negara itu membuat Yunani tidak bisa mendapat pinjaman uang di pasar obligasi. Hingga Mei 2010, dibutuhkan dana talangan internasional untuk mencegah terjadinya kebangkrutan dan sejak saat itu Yunani sangat tergantung pada dana talangan tersebut. Sebagai syarat mendapatkan dana talangan bernilai 340 miliar dolar dalam tiga program, pemerintah Yunani berturut-turut memberlakukan serangkaian langkah penghematan dan reformasi ekonomi.
Membaiknya situasi anggaran pemerintah Yunani sangat mengagumkan. Pada tahun 2016 Yunani membukukan surplus 0,7% dibanding defisit yang mencapai 15% pada puncak krisis tahun 2009.
Yunani berharap bisa keluar dari era dana talangan itu tahun depan dan berencana mendapatkan pinjaman dari pasar obligasi dalam beberapa bulan kemudian.
Pengucuran dana talangan sebesar 7,7 miliar euro baru-baru ini berarti negara itu memiliki cukup uang untuk membayar utang yang akan datang, dan surplus anggarannya akan membantu membangun saldo kas negara untuk membayar utang-utang itu pada masa depan. [em/ds]