Negara-negara Uni Eropa pada Jumat (4/10) melalui pemungutan suara setuju untuk menerapkan tarif hingga 45 persen pada kendaraan listrik, atau EV, yang diimpor dari China.
Sepuluh negara, termasuk Prancis dan Italia, mendukung penerapan tarif, sementara lima negara, termasuk Jerman, menolak usulan tersebut. Sebanyak 12 negara abstain.
Para analis mengatakan hasil tersebut menegaskan kebijakan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengenai China, yang menganjurkan perlunya UE mengurangi ketergantungannya pada China dan memperkuat kemampuannya untuk melawan apa yang dianggap oleh blok tersebut sebagai praktik perdagangan China yang tidak adil.
Hasil pertemuan pada Jumat menunjukkan bahwa “UE bisa mulai mengambil tindakan yang berarti terhadap permasalahan yang muncul dari China,” kata Jacob Gunter, analis ekonomi utama di Mercator Institute for China Studies di Jerman.
BACA JUGA: Uni Eropa Tantang Penyelidikan Produk Susu oleh China di WTOBeberapa politisi Eropa mengatakan keputusan UE untuk mengenakan tarif terhadap kendaraan listrik China merupakan langkah penting dalam upaya blok tersebut untuk melindungi industrinya.
“Kita harus memastikan persaingan tidak sehat dari China tidak menghancurkan industri kita, karena ketika China membanjiri pasar kita dengan panel surya bersubsidi besar-besaran, kita terlambat bereaksi dan kini industri kita lenyap,” kata Engin Eroglu, Ketua Delegasi China di Parlemen Eropa, dalam pernyataan tertulis menanggapi pertanyaan VOA.
China mengatakan pihaknya menentang tarif yang disahkan oleh UE, tetapi menegaskan kembali “itikad politiknya” untuk menyelesaikan masalah ini melalui negosiasi.
“China akan mengambil semua tindakan yang mungkin dilakukan untuk secara tegas membela kepentingan perusahaan China,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat (4/10).
BACA JUGA: Produsen Cognag Prancis Marah terkait Ancaman Pemberlakukan Tarif oleh ChinaMeskipun tarif akan mulai berlaku pada 31 Oktober, UE berencana untuk melanjutkan negosiasi dengan China. Pertemuan itu kemungkinan akan menghasilkan kesepakatan yang dapat menyelesaikan perselisihan perdagangan yang telah berlangsung lama.
Selama beberapa bulan terakhir, China telah melancarkan sejumlah upaya untuk menekan beberapa negara anggota UE agar menentang usulan tarif terhadap kendaraan listrik China.
Beijing memulai serangkaian penyelidikan pembalasan terhadap komoditas tertentu di Eropa, seperti produk susu dan minuman beralkohol brandy dari Prancis, dan mengiming-imingi potensi kesepakatan investasi kepada masing-masing negara anggota Uni Eropa.
Selain itu, Menteri Perdagangan China Wang Wentao bertemu di Eropa akhir bulan lalu dengan para pemimpin perdagangan dan industri luar negeri di negara-negara termasuk Jerman dan Italia. Spanyol dan Jerman kemudian menjadi pengkritik paling vokal terhadap tarif tersebut. [ft/ah]