Komisi Eropa telah menyetujui vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech bagi anak-anak semuda usia 12 tahun, memperluas kelompok yang memenuhi syarat untuk diinokulasi. Persetujuan serupa sudah berikan di Amerika Serikat dan Kanada. Komisi itu mengumumkan, Jumat (28/5), setelah regulator medis Uni Eropa, European Medicines Agency, merekomendasikan penggunaan vaksin pada anak-anak usia 12 hingga 15 tahun. Dikatakan, data menunjukkan vaksin itu aman dan ampuh.
Kini bergantung pada masing-masing negara Uni Eropa untuk memutuskan apakah, dan kapan, akan memberikan vaksin itu kepada remaja muda. Jerman dan Italia telah mengatakan bahwa mereka sedang bersiap memperluas kampanye vaksinasi kepada kaum muda usia 12-15.
Juga Jumat (28/5), Inggris menyetujui vaksin COVID-19 Johnson & Johnson. Ini adalah vaksin COVID-19 keempat yang disetujui di negara tersebut, setelah inokulasi yang dilakukan oleh Pfizer dan BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna.
BACA JUGA: WHO-Eropa Waspadai Kemajuan COVID-19 yang 'Rapuh'Presiden Perancis Emmanuel Macron Jumat berjanji membantu menyediakan vaksin kepada Afrika Selatan dan negara-negara Afrika lain. Dalam kunjungan ke Pretoria, Macron mengatakan Prancis akan menyumbang lebih dari 30 juta dosis tahun ini untuk inisiatif vaksin global COVAX yang didukung PBB. Menurut Johns Hopkins Coronavirus Resource Center, Afrika Selatan sejauh ini telah memvaksinasi sekitar 700.000 orang dari 40 juta populasinya.
Di Australia, Melbourne kembali diisolasi Jumat (29/5), ketika otoritas kesehatan mengatakan jumlah kasus positif COVID-19 yang dikonfirmasi naik menjadi 39. Wabah itu bermula dari seorang warga yang pulang dari luar negeri didapati tertular virus corona varian virus dari India.
Dalam perkembangan lain pada Jumat (28/5), India melaporkan 186.364 infeksi baru virus corona dalam 24 jam sebelumnya, kenaikan harian terendah sejak 14 April. Kematian naik dari sebelumnya menjadi 3.660.
Di Amerika, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan anak-anak yang tidak divaksinasi tidak harus memakai masker di luar ketika mengikuti perkemahan musim panas kecuali mereka berada dalam kerumunan atau kontak dekat berkelanjutan dengan orang lain. Panduan baru itu datang ketika jutaan anak bersiap mengikuti kamp musim panas setelah banyak kamp tahun lalu ditutup karena virus corona. [ka/ah]