Uni Eropa Tolak Permohonan Keanggotaan Turki karena Masalah HAM

  • Henry Ridgwell

Presiden Komisi Uni Eropa, Jean-Claude Juncker memberikan pidato tahunan State of Union di Strasbourg, Perancis hari Rabu (13/9).

Dalam pidato kenegaraan tahunannya, Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker menolak Turki menjadi anggota blok tersebut karena keprihatinan tentang hak asasi. Ia juga berjanji memperbaiki kondisi mengerikan migran Afrika yang mendekam dalam pusat-pusat penahanan di Libya.

Dalam pidato yang jelas bertentangan dengan pidatonya tahun 2016 setelah hasil referendum memutuskan Inggris akan keluar dari blok tersebut, Presiden Komisi Uni Eropa Jean Claude-Juncker memberi nada optimis hari Rabu (13/9).

"Perekonomian Eropa akhirnya bangkit kembali, demikian pula rasa percaya diri kita," kata Claude-Juncker.

Juncker mengatakan Uni Eropa hendak menuntaskan kesepakatan perdagangan dengan Meksiko dan negara-negara Amerika Selatan, dan akan memulai perundingan perdagangan dengan Australia dan Selandia Baru. Tetapi Presiden Komisi itu mengecam salah satu sekutu geografis terdekat Eropa - Turki.

"Aturan hukum, keadilan dan nilai-nilai fundamental menjadi prioritas utama perundingan itu dan menentukan keanggotaan Turki dalam Uni Eropa pada masa depan," lanjut Claude-Juncker.

Juncker menyoroti pengadilan yang berlanjut terhadap puluhan wartawan Turki atas tuduhan melakukan aksi teror. Organisasi HAM, Amnesty International, yang ketuanya di Turki termasuk di antara orang-orang yang ditahan, menyambut baik perhatian itu.

"Sebetulnya lebih dari 150 ribu orang menghadapi tuntutan, atau di-PHK dari pegawai negeri. Situasi ini tidak bisa diterima dan dalam hal hak asasi di Turki, pembangkang menjadi sesuatu yang terancam punah," ujar Milaf Buyum dari Amnesty International.

Reaksi penduduk Istanbul beragam mengenai penolakan Eropa.

"Kita tidak bisa berharap orang Eropa senang dengan kita, terutama bila orang kita sendiri tidak senang berada di sini," kata seorang warga Istanbul.

"Kita tidak butuh Eropa. Kita negara yang mandiri, tetapi Eropa tidak menginginkan itu," tukas warga lainnya.

Mengakhiri perundingan penerimaan Turki dalam Uni Eropa akan dibahas bulan depan dalam KTT di Brussels, Belgia.

Krisis migrasi Eropa juga akan menjadi agenda utama. Juncker memuji Italia karena "menyelamatkan muka Eropa" dengan terus menerima ribuan migran. Ia berjanji menangani masalah kondisi yang mengerikan di pusat-pusat penahanan migran di Libya.

"Eropa secara kolektif bertanggungjawab dan Komisi akan bekerja bahu membahu dengan PBB untuk mengakhiri situasi memalukan itu," tambah Claude-Juncker.

Juncker mengatakan Inggris akan menyesal keluar dari blok itu. Ia menambahkan, Uni Eropa akan menerima anggota baru setelah Brexit tahun 2020. Menurut pejabat-pejabat Uni Eropa, Serbia, Albania dan Makedonia adalah kandidat yang paling mungkin. [ka/ii]