UNICEF pada Kamis (8/6) mengatakan sangat prihatin dengan laporan-laporan tentang Taliban yang mendorong keluar organisasi-organisasi internasional dari sektor pendidikan Afghanistan dan memerintahkan mereka untuk menyerahkan kegiatan mereka kepada kelompok-kelompok nonpemerintah lokal.
Ini adalah pembatasan terbaru bagi LSM yang beroperasi di negara itu setelah larangan yang diberlakukan pada bulan Desember pada perempuan Afghanistan yang menjadi staf di organisasi tersebut. Larangan itu sendiri diberlakukan Taliban dengan alasan LSM-LSM itu tidak mewajibkan perempuan mengenakan jilbab dengan benar dan tidak mematuhi aturan pemisahan gender di tempat kerja. Pada bulan April, larangan tersebut diperluas ke organisasi-organisasi PBB.
Berdasarkan pesan suara di aplikasi WhatsApp, yang konon berasal dari pejabat pendidikan senior di Kabul, Taliban mengatakan semua organisasi internasional memiliki tenggat satu bulan untuk mentransfer pekerjaan mereka ke kelompok lokal.
BACA JUGA: Uni Eropa Kenakan Sanksi Terhadap Taliban, Pejabat Rusia, dan Iran Terkait Pelanggaran Hak-hak PerempuanKementerian Pendidikan belum memverifikasi pesan suara itu, tetapi sejumlah pejabat badan bantuan mengatakan kepada Associated Press bahwa mereka mengetahui pesan itu dan menanggapinya dengan serius. Mereka berbicara tanpa menyebut nama karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Larangan staf perempuan Afghanistan untuk bekerja di organisasi-organisasi PBB juga disampaikan melalui pesan suara WhatsApp, konon dari seorang tokoh senior Taliban.
“Sebagai lembaga utama untuk pendidikan di Afghanistan, UNICEF sangat prihatin dengan laporan bahwa lebih dari 500.000 anak, termasuk lebih dari 300.000 anak perempuan, dapat kehilangan proses pembelajaran berkualitas melalui pendidikan berbasis masyarakat dalam waktu satu bulan jika organisasi nonpemerintah internasional yang bekerja di bidang pendidikan tidak lagi diizinkan untuk beroperasi dan jika penyerahan kepada LSM nasional dilakukan tanpa penilaian dan peningkatan kapasitas yang komprehensif,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataannya.
BACA JUGA: Ulama Afghanistan Kritisi Kebijakan Taliban soal Pendidikan Anak Perempuan“UNICEF berusaha untuk lebih memahami arahan yang dilaporkan, dan apa artinya bagi program nasional yang memberikan kesempatan belajar bagi anak-anak di beberapa daerah paling terpencil dan pedesaan di Afghanistan,” lanjut pernyataan itu.
Sekitar 17.000 guru, termasuk 5.000 perempuan, bekerja dalam kegiatan pendidikan UNICEF.
UNICEF bertemu dengan Kementerian Pendidikan di Kabul untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Sumber-sumber bantuan mengatakan beberapa provinsi telah memerintahkan penghentian segera semua kegiatan pendidikan yang dipimpin pihak asing setelah para pejabat dilaporkan mengatakan kepada pemimpin Taliban Hibatullah Akhundzada bahwa orang asing membentuk Kementerian Pendidikan mereka sendiri dan tidak mengoordinasikan pekerjaan mereka dengan Taliban. [ab/uh]