Uni Eropa Prihatin Soal Pembakaran Diri Warga Tibet di Tiongkok

Catherine Ashton mengatakan Uni Eropa prihatin kebijakan ketat Tiongkok di Tibet telah mengakibatkan ketidakpuasan yang meningkat di wilayah tersebut (Foto: dok).

Uni Eropa prihatin kebijakan ketat Tiongkok di Tibet telah mengakibatkan ketidakpuasan yang meningkat di wilayah tersebut.
Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Catherine Ashton mengatakan Uni Eropa sangat prihatin dengan meningkatnya jumlah warga Tibet yang melakukan bakar diri.

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Catherine Ashton mengatakan Uni Eropa prihatin kebijakan ketat Tiongkok di Tibet telah mengakibatkan ketidakpuasan yang meningkat di wilayah tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Jumat, Ashton mendesak warga Tibet agar menahan diri dari bentuk-bentuk protes yang ekstrim dan meminta Tiongkok agar menanggapi "penyebab frustrasi yang sudah berakar" di kalangan warga Tibet. Dia mengatakan Tiongkok harus menjamin, hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya rakyat Tibet, termasuk hak mereka untuk menikmati budaya mereka, mempraktikkan agama mereka dan menggunakan bahasa mereka.

Setidaknya 92 orang Tibet telah membakar diri mereka sendiri di Tiongkok barat sejak tahun 2009, dengan 28 kasus yang dilaporkan pada bulan November saja. Pertambahan yang cepat itu bersamaan dengan beberapa aksi unjuk rasa anti-Tiongkok dan tindakan keras yang mengikutinya.

Menurut Tiongkok, pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, dan pendukungnya menghasut aksi bakar diri, karena diduga hendak menekan Tiongkok agar melepaskan kontrol atas Tibet. Dari rumah pengasingannya di India, Dalai Lama membantah terlibat dalam aksi bakar diri itu. Dia telah berulang kali mengatakan ia tidak mendorong kemerdekaan Tibet, tetapi untuk otonomi yang lebih besar. Tiongkok menganggap Tibet sebagai bagian wilayahnya yang tidak dapat diganggu-gugat.