Beberapa universitas di Amerika membantu mahasiswa menghapus profil buruk yang muncul di Internet untuk memberi kesan baik pada calon atasan.
BUFFALO, NEW YORK —
Samantha Grossman terkadang sebal dengan kesan yang muncul setiap kali orang-orang mencari namanya di mesin pencarian Internet, Google.
“Bukan sesuatu yang terlalu buruk. Tapi nama saya umum, sehingga sering muncul foto-foto pesta orang lain bernama sama, dan hal-hal yang tidak berhubungan dengan saya,” ujarnya.
Jadi sebelum ia lulus dari Syracuse University musim semi lalu, universitas tersebut menyediakan alat yang membantunya membuat jejak yang terbaik di Internet sejak saat itu. Sekarang saat orang mencari namanya di Google, mereka akan langsung diarahkan ke pencitraan yang positif – foto profesional, gelar cum laude dan kredensial. Hal tersebut, menurut Grossman, membantunya meraih pekerjaan di sebuah agensi periklanan digital di New York.
Syracuse, Rochester dan Johns Hopkins di Baltimore adalah di antara universitas-universitas yang menawarkan alat gratis untuk membantu para mahasiswa, mengingat banyak hal buruk di Internet seperti foto saat pesta mabuk dan video lelucon atau yang lebih parah, yang dapat merusak kesempatan meraih pekerjaan. Bahkan jika foto-foto atau halaman tersebut milik orang lain dengan nama yang sama.
Tren yang tumbuh saat ini berdasarkan penelitian-penelitian adalah bahwa sebagian besar calon atasan menyelidiki calon pegawai lewat Google dan hampir semuanya hanya mau melihat hasil di halaman pertama. Alat yang disediakan universitas tidak menghapus hal-hal yang memalukan tersebut, tapi hanya menaruh profil yang paling berkesan baik dan profesional di depan.
Syracuse University memakai alat yang disebut BrandYourself yang dikembangkan oleh tiga orang alumni. Setelah memberikan aksesnya pada para mahasiswa tingkat akhir, universitas tersebut kini menawarkan akun untuk aplikasi tersebut pada semua mahasiswa dan alumni secara gratis. Sejauh ini sekitar 25.000 orang telah mengaksesnya.
“Semakin penting bagi para mahasiswa untuk lebih sadar dan bisa mengelola kehadirannya secara daring, dan dapat menampilkan hal-hal yang kuat dan positif di Internet saat seseorang mencari tahu mengenai diri mereka,” ujar Mike Cahill, direktur layanan karir di Syracuse.
Perusahaan reparasi reputasi di Internet telah ada sedikitnya pada dua tahun terakhir, dan seringkali meminta bayaran ratusan ribu dolar per tahun untuk mengatur hasil yang baik dari mesin pencarian. BrandYourself, yang biasanya meminta US$10 per bulan untuk satu akun, diluncurkan dua tahun lalu sebagai alternatif yang lebih murah.
Sebuah survei yang dilakukan pada 2.000 manajer perekrut dari CareerBuilder menemukan bahwa hampir dua dari lima perusahaan menggunakan situs-situs jaringan sosial untuk melakukan riset terhadap kandidat pekerja. Sepertiga dari manajer tersebut mengatakan bahwa penemuan seperti foto yang provokatif atau bukti pemakaian narkoba atau alkohol dapat menghapuskan kesempatan kandidat tersebut. (AP/Carolyn Thompson)
“Bukan sesuatu yang terlalu buruk. Tapi nama saya umum, sehingga sering muncul foto-foto pesta orang lain bernama sama, dan hal-hal yang tidak berhubungan dengan saya,” ujarnya.
Jadi sebelum ia lulus dari Syracuse University musim semi lalu, universitas tersebut menyediakan alat yang membantunya membuat jejak yang terbaik di Internet sejak saat itu. Sekarang saat orang mencari namanya di Google, mereka akan langsung diarahkan ke pencitraan yang positif – foto profesional, gelar cum laude dan kredensial. Hal tersebut, menurut Grossman, membantunya meraih pekerjaan di sebuah agensi periklanan digital di New York.
Syracuse, Rochester dan Johns Hopkins di Baltimore adalah di antara universitas-universitas yang menawarkan alat gratis untuk membantu para mahasiswa, mengingat banyak hal buruk di Internet seperti foto saat pesta mabuk dan video lelucon atau yang lebih parah, yang dapat merusak kesempatan meraih pekerjaan. Bahkan jika foto-foto atau halaman tersebut milik orang lain dengan nama yang sama.
Tren yang tumbuh saat ini berdasarkan penelitian-penelitian adalah bahwa sebagian besar calon atasan menyelidiki calon pegawai lewat Google dan hampir semuanya hanya mau melihat hasil di halaman pertama. Alat yang disediakan universitas tidak menghapus hal-hal yang memalukan tersebut, tapi hanya menaruh profil yang paling berkesan baik dan profesional di depan.
Syracuse University memakai alat yang disebut BrandYourself yang dikembangkan oleh tiga orang alumni. Setelah memberikan aksesnya pada para mahasiswa tingkat akhir, universitas tersebut kini menawarkan akun untuk aplikasi tersebut pada semua mahasiswa dan alumni secara gratis. Sejauh ini sekitar 25.000 orang telah mengaksesnya.
“Semakin penting bagi para mahasiswa untuk lebih sadar dan bisa mengelola kehadirannya secara daring, dan dapat menampilkan hal-hal yang kuat dan positif di Internet saat seseorang mencari tahu mengenai diri mereka,” ujar Mike Cahill, direktur layanan karir di Syracuse.
Perusahaan reparasi reputasi di Internet telah ada sedikitnya pada dua tahun terakhir, dan seringkali meminta bayaran ratusan ribu dolar per tahun untuk mengatur hasil yang baik dari mesin pencarian. BrandYourself, yang biasanya meminta US$10 per bulan untuk satu akun, diluncurkan dua tahun lalu sebagai alternatif yang lebih murah.
Sebuah survei yang dilakukan pada 2.000 manajer perekrut dari CareerBuilder menemukan bahwa hampir dua dari lima perusahaan menggunakan situs-situs jaringan sosial untuk melakukan riset terhadap kandidat pekerja. Sepertiga dari manajer tersebut mengatakan bahwa penemuan seperti foto yang provokatif atau bukti pemakaian narkoba atau alkohol dapat menghapuskan kesempatan kandidat tersebut. (AP/Carolyn Thompson)