Polisi di Turki menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan para pengunjuk rasa yang terus berkumpul menentang Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Aksi-aksi protes yang mulai Jumat lalu, berlanjut dengan seruan agar Erdogan mengundurkan diri, sementara para pengeritik menuduhnya memerintah dengan gaya otoriter dan memaksakan pandangan Islamnya terhadap negara sekuler.
Bentrokan terbaru terjadi hari Rabu di Istanbul dan Ankara antara polisi anti huru-hara dengan para demonstran yang sebagian diantaranya membalas dengan melemparkan batu.
Para pemimpin Turki telah berusaha menenangkan keadaan, sementara sekutu-sekutu negara itu mendesak pihak berwenang dan para pengunjuk rasa agar menjaga demonstrasi itu agar tetap berlangsung damai.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan Selasa malam kekerasan tersebut telah menimbulkan keprihatinan di seluruh dunia, dan bahwa hanya rakyat Turki yang bisa menyelesaikan masalah-masalah pokok di negara itu.
Ia menggaris-bawahi dukungan Amerika bagi kebebasan berkumpul dan kebebasan pers, dan mengatakan negara-negara yang paling kuat adalah negara-negara dengan sistem politik dan masyarakat yang terbuka.
Sebelumnya hari Selasa, Wakil Perdana Menteri Turki Bulent Arinc mengatakan adalah salah menggunakan kekuatan berlebihan terhadap para demonstran, dan pemerintah “telah memetik pelajaran.” Tetapi ia menolak untuk minta maaf kepada mereka yang katanya telah menghancurkan properti dan campur tangan dalam kebebasan rakyat.
Bentrokan terbaru terjadi hari Rabu di Istanbul dan Ankara antara polisi anti huru-hara dengan para demonstran yang sebagian diantaranya membalas dengan melemparkan batu.
Para pemimpin Turki telah berusaha menenangkan keadaan, sementara sekutu-sekutu negara itu mendesak pihak berwenang dan para pengunjuk rasa agar menjaga demonstrasi itu agar tetap berlangsung damai.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan Selasa malam kekerasan tersebut telah menimbulkan keprihatinan di seluruh dunia, dan bahwa hanya rakyat Turki yang bisa menyelesaikan masalah-masalah pokok di negara itu.
Ia menggaris-bawahi dukungan Amerika bagi kebebasan berkumpul dan kebebasan pers, dan mengatakan negara-negara yang paling kuat adalah negara-negara dengan sistem politik dan masyarakat yang terbuka.
Sebelumnya hari Selasa, Wakil Perdana Menteri Turki Bulent Arinc mengatakan adalah salah menggunakan kekuatan berlebihan terhadap para demonstran, dan pemerintah “telah memetik pelajaran.” Tetapi ia menolak untuk minta maaf kepada mereka yang katanya telah menghancurkan properti dan campur tangan dalam kebebasan rakyat.