Sekitar seratus ribu orang meninggal akibat overdosis obat setiap tahun di Amerika, kebanyakan dikarenakan penggunaan opioid. Untuk melawan epidemi ini, Gedung Putih baru-baru ini mengumumkan gerakan “Challenge to Save Lives from Overdose” atau tantangan untuk menyelamatkan nyawa dari overdosis.
Inisiatif itu meminta semua pihak sektor publik maupun swasta, mulai dari pendidikan hingga transportasi, untuk meningkatkan pelatihan dan akses terhadap obat yang dapat membalikkan overdosis opioid dengan cepat. Obat yang disebut Naloxone itu juga dikenal dengan nama merek Narcan.
"Fokus kami adalah untuk menyediakan sebanyak-banyaknya naloxone ke zona terkait agar dapat diakses sehingga ketika seseorang mendapat serangan akut, nyawa mereka dapat diselamatkan dan saya sampaikan, kami merasa sangat bangga karena Badan Pengawas Obat dan Makanan selama pemerintahan Biden telah memastikan bahwa naloxone telah dijual bebas. Jadi obat itu dapat diakses bagi seluruh warga Amerika," kata Neera Tanden, penasihat kebijakan dalam negeri Presiden Joe Biden, kepada VOA melalui Skype.
Your browser doesn’t support HTML5
Tanden juga mengatakan bahwa pemerintahan Biden telah melakukan investasi lebih dari 100 miliar dolar untuk mengatasi krisis overdosis dan berkoordinasi dengan negara-negara lain untuk mencegah aliran obat-obatan ilegal masuk ke Amerika.
Meksiko dan China merupakan negara sumber utama fentanil dan zat terkait fentanil, menurut Badan Antinarkotika Amerika.
Neera Tanden menambahkan, "Kami telah menerapkan teknologi baru di perbatasan untuk memastikan bahwa kita dapat menghadang fentanyl, namun kami juga benar-benar bekerja sama dengan pemerintah Meksiko untuk memastikan mereka mengambil langkah yang diperlukan untuk mengurangi masuknya fentanil, opioid dan lainnya. Kami juga terlibat langsung lewat hubungan bilateral dengan China. Banyak bahan untuk fentanil yang datang dari China ke Meksiko."
Namun sejumlah pakar menyerukan penekanan lebih banyak terhadap pencegahan overdosis.
Your browser doesn’t support HTML5
Michele Gazda, pakar kebijakan senior di Bipartisan Policy Center, mengatakan kepada VOA melalui Skype, "Semua orang harus menyadari risikonya, bahkan pada orang yang menganggap dirinya bukan pengguna, bahwa ada akses untuk layanan pemulihan jangka panjang melalui bantuan tempat tinggal, melalui program pembinaan mantan narapidana, melalui bantuan ketenagakerjaan."
Victoria St. Arnold juga ingin melihat lebih banyak konseling untuk mengatasi duka dan upaya untuk melawan stigma kecanduan narkoba.
VOA bertemu St.Arnold pertama kali pada tahun 2021 ketika suaminya meninggal akibat overdosis obat pereda nyeri bersalut fentanil.
Melalui Skype, ia mengatakan, "Saya merasa setiap orang menghakimi situasi kami dan menghakimi suami saya, menghakimi saya karena keberadaan bersama suami saya. Dan sangat sulit untuk berupaya mendapatkan sumber daya dan bantuan ketika kita terus menerus terkendala oleh pendapat seseorang."
Gedung Putih berencana untuk meningkatkan aktivitas inisiatif “Challenge to Save Lives from Overdose” hingga musim panas di mana biasanya terjadi lonjakan overdosis. [lj/uh]