Upaya-upaya baru yang mendesak untuk meredakan ketegangan yang meningkat di Ethiopia sedang berlangsung, Kamis (4/11), ketika seorang utusan khusus AS datang berkunjung ke ibu kota negara itu, Addis Ababa, dan presiden negara tetangganya, Kenya, menyerukan gencatan senjata segera.
Kurangnya dialog “sangat mengganggu'' upaya perdamaian di Tigray, kata Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dalam sebuah pernyataannya. Perang yang telah berlangsung hampir satu tahun itu telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan orang mengungsi.
Pasukan Tigray merebut kota-kota penting dalam beberapa hari terakhir dan bergabung dengan sebuah kelompok bersenjata lainnya, sehingga mendorong pemerintah negara terpadat kedua di Afrika itu mengumumkan keadaan darurat nasional.
Juru bicara Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, Billene Seyoum, tidak menjawab pertanyaan, Kamis, ketika ditanya apakah Ahmed akan bertemu dengan utusan khusus AS Jeffrey Feltman, yang pekan ini bersikeras mengatakan bahwa ada banyak cara untuk memulai pembicaraan damai.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, sehari sebelumnya, mengatakan, ia telah berbicara dengan Ahmed untuk menawarkan upaya untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya dialog sehingga pertempuran dapat dihentikan.
Namun sejauh ini, upaya-upaya untuk melangsungkan dialog perdamaian tersebut telah gagal. Pekan lalu seorang ajudan di Kongres AS mengatakan kepada Associated Press bahwa “telah ada pembicaraan dengan para pejabat, tetapi ketika sampai ke tingkat Ahmed dan tingkat senior (pasukan Tigray), tuntutannya luas, dan Ahmed tidak mau bicara.''
BACA JUGA: Laporan PBB: Perang di Ethiopia Ditandai oleh Kebrutalan EkstremPerdana menteri itu malah kembali menyerukan rakyat Ethiopia untuk bangkit dan memberantas militer Tigray yang telah lama mendominasi pemerintah nasional sebelum ia berkuasa. Pada hari Rabu, Facebook mengatakan telah menghapus sebuah posting Ahmed yang berisi pesan itu, dengan alasan pernyataannya yang menghasut kekerasan melanggar kebijakan platform itu. Itu adalah tindakan yang jarang dilakukan terhadap seorang kepala negara atau pemerintahan.
Kementerian luar negeri Kenya secara terpisah mengatakan bahwa pernyataan yang menghasut warga biasa ke dalam konflik seharusnya dikecam. Kenya juga telah meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasannya di tengah kekhawatiran munculnya gelombang pengungsi dari Ethiopia.
Juru bicara pasukan Tigray Getachew Reda dalam cuitannya di Twitter, Rabu malam, mengklaim bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan kelompok bersenjata lain, Tentara Pembebasan Oromo, untuk merebut kota Kemisse, yang lokasinya dekat Addis Ababa. [ab/uh]