Duta Besar AS untuk China Terry Branstad mendesak Beijing untuk melakukan dialog substantif dengan pemimpin Buddha Tibet di pengasingan, Dalai Lama, kata seorang juru bicara Kedutaan AS, Sabtu (25/5).
Branstad memberikan pernyataan tersebut saat melakukan lawatan langka ke Tibet.
Dubes Branstad juga "menyatakan keprihatinan terkait campur tangan pemerintah China dalam kebebasan beragama umat Buddha Tibet untuk mengorganisir dan mempraktikkan keyakinan mereka," kata pernyataan kedutaan.
Utusan AS itu juga mengangkat keprihatinan sejak lama mengenai kurangnya akses yang konsisten ke Wilayah Otonomi Tibet.
China membatasi akses ke Tibet bagi warga asing, terutama jurnalis dan diplomat. Tapi, dalam sebuah perjalanan yang diadakan oleh pemerintahan Wilayah Otonomi Tibet, Branstad diberi akses ke tempat-tempat religius dan budaya penting, termasuk Istana Potala, Kuil Jokhang, Norbulingka, dan Biara Sera di ibu kota Tibet, Lhasa. Dia juga bertemu dengan para pemimpin agama dan budaya Tibet, kata kedutaan.
Selain itu, Branstad juga mengunjungi Provinsi Qinghai di dekatnya. Qinghai termasuk wilayah Tibet, yang juga dijuluki Amdo dan merupakan tempat kelahiran Dalai Lama, pemimpin Buddha Tibet yang kini tinggal di pengasingan. [vm]