Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) dan presiden Palestina pada Jumat (15/12) dijadwalkan membahas pengaturan pascaperang di Gaza -- yang, menurut seorang pejabat senior AS, dapat mencakup pengaktifan kembali pasukan keamanan Palestina yang diusir oleh Hamas sewaktu kelompok itu mengambil alih wilayah tersebut pada tahun 2007.
Usulan tersebut, yang diajukan sebagai salah satu dari beberapa usulan, merupakan indikator spesifik pertama dari visi Washington mengenai pengaturan keamanan di Gaza jika Israel mencapai tujuan yang didukung AS untuk mengakhiri kendali Hamas atas wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Peran apa pun yang dimiliki pasukan keamanan Palestina di Gaza pasti akan menimbulkan pertentangan keras dari Israel, yang berupaya mempertahankan kehadiran pasukan keamanannya di sana.
Israel bahkan pernah mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan Otoritas Palestina yang didukung secara internasional berpijak di sana pascaperang. Otoritas Palestina adalah pemerintahan otonomi yang bermarkas di Tepi Barat dan dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas.
Pada Kamis (14/12), Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional, berbicara dengan para pemimpin Israel tentang jadwal untuk meredakan fase pertempuran yang intens dalam perang tersebut.
Serangan tersebut, yang dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza utara dan memaksa 80% dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi. Mereka mengungsi ke tempat-tempat penampungan, terutama di wilayah selatan, di tengah krisis kemanusiaan yang semakin meningkat.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menunjukkan kegelisahan atas kegagalan Israel dalam mengurangi korban sipil dan rencana mereka untuk masa depan Gaza, namun Gedung Putih terus menyokong Israel sepenuh hati dengan pengiriman senjata dan dukungan diplomatik.
“Saya ingin mereka fokus pada bagaimana menyelamatkan nyawa warga sipil,” kata Biden pada hari Kamis ketika ditanya apakah ia ingin Israel mengurangi intensitas operasinya pada akhir bulan ini. “Bukan berhenti mengejar Hamas, tapi lebih berhati-hati.”
BACA JUGA: Gedung Putih: Palestina Harus Putuskan Siapa yang Perintah GazaJuru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Sullivan berbicara dengan Presiden Israel Benjamin Netanyahu tentang perpindahan ke “operasi intensitas rendah” dalam waktu dekat.
Tidak jelas sejauh mana perbedaan penjadwalan waktu antara AS dan Israel. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada Sullivan bahwa dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menghancurkan Hamas. Namun, Gallant tidak mengatakan dalam pernyataannya apakah perkiraannya itu merujuk pada fase pertempuran sengit saat ini.
Gallant mengatakan fase ini akan diikuti dengan serangan dengan intensitas lebih rendah untuk membasmi kantong-kantong perlawanan Hamas.
Penyergapan mematikan Hamas terhadap pasukan Israel di Kota Gaza minggu ini menunjukkan ketahanan kelompok tersebut dan menimbulkan pertanyaan apakah Israel dapat mengalahkannya tanpa memusnahkan seluruh wilayah.
Serangan udara dan darat Israel selama 10 minggu terakhir telah menewaskan lebih dari 18.700 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas. Ribuan lainnya hilang dan dikhawatirkan tewas di bawah reruntuhan. [ab/uh]