Glyn Davies, Utusan Khusus Amerika untuk Korea Utara hari Selasa (19/11) tiba di China dan kemudian akan singgah ke Seoul dan Tokyo.
BEIJING, CHINA —
Utusan khusus Amerika untuk Korea Utara minggu ini berkunjung ke Asia sementara negara-negara kuat di kawasan tersebut meningkatkan upaya guna memulai kembali pembicaraan mengenai diakhirinya program senjata nuklir Korea Utara.
Glyn Davies, Utusan Khusus Amerika untuk Korea Utara hari Selasa tiba di China dan kemudian akan singgah ke Seoul dan Tokyo. Lawatan Davies ke China akan dipantau secara cermat untuk melihat tanda-tanda terobosan.
Ketika Glyn Davies tiba di Beijing hari Selasa (19/11), itu adalah kedua kalinya ia bertemu dengan perunding senior China, Wu Dawei, dalam waktu kurang dari satu bulan.
Wu telah melakukan perjalanan antara Pyongyang - Washington dalam beberapa minggu terakhir . Jepang, Korea Selatan dan Amerika juga telah mengadakan perundingan tiga pihak di Washington.
Departemen Luar Negeri Amerika enggan mengeluarkan perkiraan apapun mengenai perundingan tersebut ketika rencana perjalanan Glyn Davis diumumkan minggu lalu, tapi menambahkan bahwa “setiap perundingan adalah sebuah kesempatan”.
Korea Utara mundur dari perundingan enam pihak tahun 2009 dan menghimbau dimulainya lagi perundingan tanpa prasyarat. Amerika mengatakan Korea Utara harus menunjukkan keseriusannya untuk meninggalkan program nuklirnya sebelum perundingan dilanjutkan kembali.
Di pihaknya, China dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan upaya untuk memberi tahu Korea Utara bagaimana seriusnya China tentang sanksi-sanksi tersebut, dan dimulainya kembali perundingan.
Bulan September, China mengeluarkan daftar barang-barang ekspor yang dilarang dikirim ke Korea Utara untuk memastikan sanksi-sanksi PBB ditegakkan secara ketat setelah uji coba nuklir awal tahun ini. Daftar tersebut dikeluarkan ditengah-tengah laporan keprihatinan bahwa Korea Utara mungkin meningkatkan program-program senjata nuklirnya.
Namun menurut Lu Chao, seorang pakar mengenai Semenanjung Korea di Liaoning Academy of Social Sciences di China, pengaruh Beijing terhadap Pyongyang terbatas.
Lu Chao mengatakan pada akhirnya Korea Utara akan menentukan apakah akan terbuka atau tidak. Ia mengatakan China menginginkan lebih banyak lagi pengusaha China ke Korea Utara untuk berinvestasi tapi dari sudut pandang Korea Utara tampaknya Korea Utara tidak akan langsung terbuka luas untuk reformasi, dan menambahkan Korea Utara masih mengandalkan kekuatan rejim militer.
Sebelumnya, Korea Utara mengusulkan pembekuan nuklirnya dan test-test misil balistik jarak jauh sebagai imbalan dimulainya perundingan tersebut. Tawaran itu, meskipun oleh pemerintah Amerika dipandang sebagai sebuah langkah positif, tidak menghasilkan kesepakatan apapun. Korea Utara telah membuat janji-janji serupa di masa lalu, tapi kemudian membatalkannya.
Glyn Davies, Utusan Khusus Amerika untuk Korea Utara hari Selasa tiba di China dan kemudian akan singgah ke Seoul dan Tokyo. Lawatan Davies ke China akan dipantau secara cermat untuk melihat tanda-tanda terobosan.
Ketika Glyn Davies tiba di Beijing hari Selasa (19/11), itu adalah kedua kalinya ia bertemu dengan perunding senior China, Wu Dawei, dalam waktu kurang dari satu bulan.
Wu telah melakukan perjalanan antara Pyongyang - Washington dalam beberapa minggu terakhir . Jepang, Korea Selatan dan Amerika juga telah mengadakan perundingan tiga pihak di Washington.
Departemen Luar Negeri Amerika enggan mengeluarkan perkiraan apapun mengenai perundingan tersebut ketika rencana perjalanan Glyn Davis diumumkan minggu lalu, tapi menambahkan bahwa “setiap perundingan adalah sebuah kesempatan”.
Korea Utara mundur dari perundingan enam pihak tahun 2009 dan menghimbau dimulainya lagi perundingan tanpa prasyarat. Amerika mengatakan Korea Utara harus menunjukkan keseriusannya untuk meninggalkan program nuklirnya sebelum perundingan dilanjutkan kembali.
Di pihaknya, China dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan upaya untuk memberi tahu Korea Utara bagaimana seriusnya China tentang sanksi-sanksi tersebut, dan dimulainya kembali perundingan.
Bulan September, China mengeluarkan daftar barang-barang ekspor yang dilarang dikirim ke Korea Utara untuk memastikan sanksi-sanksi PBB ditegakkan secara ketat setelah uji coba nuklir awal tahun ini. Daftar tersebut dikeluarkan ditengah-tengah laporan keprihatinan bahwa Korea Utara mungkin meningkatkan program-program senjata nuklirnya.
Namun menurut Lu Chao, seorang pakar mengenai Semenanjung Korea di Liaoning Academy of Social Sciences di China, pengaruh Beijing terhadap Pyongyang terbatas.
Lu Chao mengatakan pada akhirnya Korea Utara akan menentukan apakah akan terbuka atau tidak. Ia mengatakan China menginginkan lebih banyak lagi pengusaha China ke Korea Utara untuk berinvestasi tapi dari sudut pandang Korea Utara tampaknya Korea Utara tidak akan langsung terbuka luas untuk reformasi, dan menambahkan Korea Utara masih mengandalkan kekuatan rejim militer.
Sebelumnya, Korea Utara mengusulkan pembekuan nuklirnya dan test-test misil balistik jarak jauh sebagai imbalan dimulainya perundingan tersebut. Tawaran itu, meskipun oleh pemerintah Amerika dipandang sebagai sebuah langkah positif, tidak menghasilkan kesepakatan apapun. Korea Utara telah membuat janji-janji serupa di masa lalu, tapi kemudian membatalkannya.