Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Libya mengatakan, Kamis (5/3), ia yakin kesepakatan perdamaian dapat diwujudkan antara faksi-faksi yang bertikai di Libya.
Setelah hari pertama putaran baru pembicaraan perdamaian di Maroko, Bernardino Leon mengatakan kepada wartawan bahwa ada perasaan optimisme bahwa kesepakatan bisa diwujudkan, dan ini merupakan sesuatu yang sangat penting karena pada bulan-bulan sebelumnya hal itu terkesan mustahil.
Leon dan para penengah dari PBB bertemu secara terpisah dengan delegasi-delegasi dari pemerintah Libya dan ekstremis Islamis yang mengambil-alih ibukota, Tripoli, dan membentuk pemerintahan terpisah. Dalam tiga putaran pembicaraan sebelumnya, kedua pihak tidak bertemu tatap muka.
Para pejabat PBB berharap kedua pemerintah yang bersaingan berbicara satu sama lain.
Libya semakin tidak stabil sejak diktator yang lama berkuasa, Moammar Gadhafi, digulingkan dan dibunuh pada 2011. Pertempuran meningkat pada bulan Agustus setelah pemerintah terpilih dan parlemen terpaksa memindahkan pusat operasi mereka ke luar Tripoli.
Fasilitas-fasilitas minyak Libya yang menguntungkan sama-sama diperebutkan kedua pihak. Perusahaan minyak negara, dengan alasan keamanan, telah menghentikan produksinya di 11 ladang minyak setelah militan menguasai dua ladang utama sebelumnya pekan ini.