Utusan PBB-Liga Arab Lakhdar Brahimi mengatakan situasi di Suriah terus memburuk dan risikonya akan bertambah gawat jika tidak dicari pemecahan politik atas konflik itu.
KAIRO —
Situasi politik di Suriah terus memburuk dengan cepat Minggu (30/12), selagi utusan PBB Lakhdar Brahimi mengulangi peringatan kepada masyarakat internasional bahwa Suriah akan menghadapi pertumpahan darah lebih parah.
Ia mengatakan situasinya sangat buruk, dan bisa jadi lebih gawat lagi. Ia memperingatkan, lebih dari 100.000 warga Suriah bisa tewas apabila konflik berkecamuk setahun lagi.
Berbicara di Kairo, utusan PBB itu menekankan, ia yakin satu-satunya pemecahan atas konflik itu adalah penyelesaian politik di antara pihak-pihak yang berseteru.
Ia mengatakan, hanya ada dua pilihan di Suriah: pemecahan politik atau kehancuran. Ia memperingatkan, Suriah tidak akan terpecah menjadi negara-negara kecil seperti yang terjadi di Yugoslavia, tetapi akan menjadi negara-negara kecil yang saling berperang seperti di Somalia.
Lebih dari 350 orang dilaporkan tewas Sabtu. Media Arab mengatakan kawasan Deir-al-Balbah yang mayoritas berpenduduk Sunni dan merupakan medan pertempuran utama di kota Homs direbut lagi oleh pasukan pemerintah Suriah setelah menewaskan banyak orang.
Laporan saksi mata di lain tempat menyebutkan pasukan pemerintah telah menarik satuan-satuan elit dari beberapa wilayah pinggiran Damaskus, meninggalkan wilayah itu di tangan pemberontak. Kelompok pemberontak katanya juga berhasil mendekat ke dua bandara internasional Suriah di Damaskus dan Aleppo.
Guru Besar Politik Universitas Amerika di Beirut Hilal Khashan mengatakan pasukan Presiden Bashar al-Assad nampaknya meninggalkan wilayah-wilayah dekat Damaskus. Ia mengatakan pasukan itu mundur ke wilayah kantong di pesisir yang dipadati minoritas Alawit, suku Presiden Assad.
“Hezbollah dan pasukan pro-Alawit membangun kekuasaan di Bekaa, Lebanon utara, dan pinggiran Homs akan menjadi batas wilayah otonomi suku Alawit," ujarnya.
"Pada Sabtu, mereka menyerbu sebuah wilayah di kawasan Homs, jadi jelas rezim itu memusatkan perhatian pada wilayah kantong Alawit. Mereka sudah menaik mundur tujuh pasukan elit dari wilayah Damaskus untuk melancarkan perang terakhir di sana," paparnya.
Khashan mengatakan Rusia, Iran, dan Hezbollah membantu Presiden Assad membangun zona otonomi Alawit, di sepanjang pesisir Suriah. Sebagai imbalannya, ujarnya, Rusia berharap bisa mempertahankan pangkalan angkatan lautnya di kota pelabuhan Tartous.
Ia mengatakan situasinya sangat buruk, dan bisa jadi lebih gawat lagi. Ia memperingatkan, lebih dari 100.000 warga Suriah bisa tewas apabila konflik berkecamuk setahun lagi.
Berbicara di Kairo, utusan PBB itu menekankan, ia yakin satu-satunya pemecahan atas konflik itu adalah penyelesaian politik di antara pihak-pihak yang berseteru.
Ia mengatakan, hanya ada dua pilihan di Suriah: pemecahan politik atau kehancuran. Ia memperingatkan, Suriah tidak akan terpecah menjadi negara-negara kecil seperti yang terjadi di Yugoslavia, tetapi akan menjadi negara-negara kecil yang saling berperang seperti di Somalia.
Lebih dari 350 orang dilaporkan tewas Sabtu. Media Arab mengatakan kawasan Deir-al-Balbah yang mayoritas berpenduduk Sunni dan merupakan medan pertempuran utama di kota Homs direbut lagi oleh pasukan pemerintah Suriah setelah menewaskan banyak orang.
Laporan saksi mata di lain tempat menyebutkan pasukan pemerintah telah menarik satuan-satuan elit dari beberapa wilayah pinggiran Damaskus, meninggalkan wilayah itu di tangan pemberontak. Kelompok pemberontak katanya juga berhasil mendekat ke dua bandara internasional Suriah di Damaskus dan Aleppo.
Guru Besar Politik Universitas Amerika di Beirut Hilal Khashan mengatakan pasukan Presiden Bashar al-Assad nampaknya meninggalkan wilayah-wilayah dekat Damaskus. Ia mengatakan pasukan itu mundur ke wilayah kantong di pesisir yang dipadati minoritas Alawit, suku Presiden Assad.
“Hezbollah dan pasukan pro-Alawit membangun kekuasaan di Bekaa, Lebanon utara, dan pinggiran Homs akan menjadi batas wilayah otonomi suku Alawit," ujarnya.
"Pada Sabtu, mereka menyerbu sebuah wilayah di kawasan Homs, jadi jelas rezim itu memusatkan perhatian pada wilayah kantong Alawit. Mereka sudah menaik mundur tujuh pasukan elit dari wilayah Damaskus untuk melancarkan perang terakhir di sana," paparnya.
Khashan mengatakan Rusia, Iran, dan Hezbollah membantu Presiden Assad membangun zona otonomi Alawit, di sepanjang pesisir Suriah. Sebagai imbalannya, ujarnya, Rusia berharap bisa mempertahankan pangkalan angkatan lautnya di kota pelabuhan Tartous.