Kandidat wakil presiden dari Partai Republik JD Vance, Minggu (25/8) mengatakan dia tidak akan memberlakukan larangan aborsi federal di Amerika Serikat jika dia dan Donald Trump memenangkan Gedung Putih. Sementara itu, capres dan cawapres dari Partai Demokrat, Kamala Harris dan Tim Walz, terus menggaungkan pesan mereka soal hak-hak reproduksi dan mengumumkan jumlah sumbangan kampanye yang memecahkan rekor.
VOA - Calon wakil presiden dari Partai Republik JD Vance ditanya pada hari Minggu di acara Meet the Press di stasiun televisi NBC, apakah dia akan berkomitmen untuk tidak menerapkan larangan aborsi nasional jika terpilih pada bulan November. Ia menjawab, “Saya benar-benar berkomitmen (untuk) itu.”
Jawabannya muncul dua hari setelah Trump menulis di platform media miliknya, Truth Social, “Pemerintahan saya akan mendukung perempuan dan hak-hak reproduksi mereka.”
Namun seiring dengan aktifnya beberapa anggota Kongres dari Partai Republik yang mendorong pelarangan aborsi secara nasional, Vance didesak lebih jauh oleh NBC tentang apakah Trump akan memveto undang-undang semacam itu jika dia kembali ke Gedung Putih.
“Saya pikir dia akan melakukannya, dia mengatakan secara eksplisit bahwa dia akan melakukannya,” jelas Vance.
Kubu kampanye kepresidenan Partai Demokrat Harris-Walz memperingatkan bahwa hak-hak reproduksi akan dihapuskan di bawah pemerintahan Trump. Calon wakil presiden Tim Walz berbicara tentang masalah ini pada Konvensi Nasional Partai Demokrat (DNC) baru-baru ini.
“Mereka akan melarang aborsi di seluruh negeri ini dengan atau tanpa persetujuan Kongres,” kat Walz.
Your browser doesn’t support HTML5
Konvensi Nasional Partai Demokrat secara keseluruhan dipuji sebagai keberhasilan oleh para analis. Partai Demokrat berharap hal ini akan menghasilkan perubahan dalam jajak pendapat. Kampanye Harris-Walz pada hari Minggu mengumumkan bahwa mereka telah mengumpulkan $540 juta sejak kampanye mereka digelar.
Senator Bernie Sanders, seorang independen, telah menyatakan optimismenya bahwa jalan Wakil Presiden Kamala Harris menuju Gedung Putih sudah jelas.
“Saya pikir ini akan menjadi kampanye yang sulit. Saya pikir wakil presiden sekarang mempunyai peluang yang sangat bagus untuk menang. Dia pasti akan memenangkan suara populer dengan jutaan suara, dan saya pikir dia memiliki peluang besar untuk memenangkan banyak negara bagian yang menjadi medan pertempuran,” kata Sanders.
Senator Partai Republik Tom Cotton tidak setuju. “Donald Trump pernah menjadi presiden sebelumnya. Rakyat Amerika tahu apa yang dia lakukan. Mereka tahu bahwa Trump memahami penderitaan yang mereka derita selama empat tahun terakhir di bawah kepemimpinan Kamala Harris dan Joe Biden dan berpikir itulah sebabnya mereka siap untuk mengembalikan Donald Trump ke Gedung Putih,” jelasnya.
Baik Kubu Trump maupun Kubu Harris memiliki beberapa acara yang direncanakan untuk minggu ini. Wakil Presiden Harris dan pasangannya akan memulai tur bus di Georgia pada hari Rabu. Trump diperkirakan akan mengadakan pertemuan pada hari Kamis di Wisconsin dan rapat umum pada hari Jumat di Pennsylvania. [ab/lt]