Vatikan Klarifikasi Pernyataan Paus Terkait Pelecehan Seks Terhadap Biarawati

Paus Fransiskus menyampaikan sambutan di Aula Paul VI dalam pertemuan mingguan dengan umat Katholik di Vatikan, 6 Februari 2019.

Vatikan berusaha mengklarifikasi pernyataan Paus Fransiskus mengenai sebuah kasus yang disebutnya perbudakan seks pada sebuah kongregasi biarawati di Perancis. Vatikan mengatakan pernyataan paus itu merujuk pada penyalahgunaan kekuasaan yang tercermin dalam wujud pelecehan seksual.

Pada sebuah konferensi pers, Selasa (5/2), yang mengakhiri kunjungannya ke Uni Emirat Arab, Paus Fransiskus mengungkapkan kasus itu ketika menjawab pertanyaan mengenai pelecehan seksual terhadap sejumlah biarawati oleh seorang pastor.

Juru bicara Vatikan Alessandro Gisotti mengatakan, Rabu (6/2), sewaktu Paus menyebutkan perbudakan seks yang dimaksud paus adalah manipulasi atau penyalahgunaan kekuasaan yang tercermin dalam bentuk pelecehan seksual.

Menurut surat kabar Katolik La Croix di Perancis, komunitas Katolik St. Jean pada 2013 mengakui bahwa salah satu pendirinya, seorang pastor, telah menyalahgunakan kekuasaanya untuk melecehkan secara seksual sejumlah biarawati.

Pernyataan Paus Fransikus ini merupakan pertama kalinya pemimpin Gereja Katolik Roma tersebut mengakui pelecehan seksual yang dilakukan pastor terhadap biarawati.

Bulan lalu, organisasi kesusteran dunia yang bernaung di bawah Gereja Katolik mengecam budaya bungkam dan rahasia yang mencegah mereka berbicara lantang tentang perlakuakn tidak pantas terhadap mereka.

Beberapa hari lalu, majalah perempuan Vatikan, Women Church World, mengecam pelecehan itu yang dalam sejumlah kasus membuat biarawati-biarawati terpaksa mengaborsi janin hasil hubungan dengan pastor. Padahal tindakan aborsi dilarang Gereja Katolik.

Majalah itu juga menyebut bahwa gerakan #MeToo memungkinkan lebih banyak perempuan bersuara menceritakan nasib mereka. [ab]