Venezuela Rabu larut malam (26/4) mengumumkan akan meninggalkan Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), setelah badan regional itu memutuskan untuk mengadakan sidang istimewa guna membahas krisis politik di negara tersebut.
Menteri Luar Negeri Delcy Rodriguez mengatakan Venezuela akan mengajukan surat pada hari Kamis (27/4) yang akan mengawali proses penarikan keanggotaan yang akan berlangsung selama dua tahun.
Rodriguez mengatakan Venezuela tidak akan berpartisipasi dalam aktivitas atau kegiatan apapun dalam kelompok negara-negara tersebut yang hanya ingin mengacaukan stabilitas dan perdamaian di Venezuela.
Venezuela telah memperingatkan OAS bahwa keputusan untuk mengadakan sidang istimewa akan mengukuhkan keputusan negara itu untuk meninggalkan organisasi tersebut.
Awal bulan ini, suatu resolusi OAS meminta pemerintah Presiden Nicolas Maduro agar menghormati pemisahan kekuasaan dan memulihkan demokrasi sepenuhnya.
Venezuela telah menghadapi protes selama sebulan ini untuk menekan Maduro agar mengadakan pemilihan nasional baru, dan protes-protes lainnya diperkirakan berlangsung Kamis ini. Demonstrasi itu telah menyebabkan 29 orang tewas, lebih dari 400 orang luka-luka dan hampir seribu orang ditahan.
Oposisi menyalahkan pemerintah karena kekusutan ekonomi Venezuela yang semula berkembang pesat, yang membuat negara itu kekurangan bahan makanan, obat-obatan dan barang-barang kebutuhan mendasar lainnya.
Maduro mencela OAS yang berbasis di Washington, dan menyamakan tindakan kelompok itu dengan kudeta.
Miguel Angel Trinidad, utusan Venezuela untuk OAS, Rabu menyatakan nasib negaranya tidak akan ditentukan dari Washington. Ia mengatakan, rakyat Venezuela memiliki hak untuk menyelesaikan masalah internal mereka tanpa campur tangan anggota-anggota OAS. [uh/ab]