Presiden Venezuela Siap Ambil Langkah Atasi Lonjakan Harga

Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara di depan pendukungnya di Caracas (14/8).

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan langkah-langkah baru akan diberlakukan pekan ini untuk mengatasi spekulasi ekonomi di negara yang dilanda krisis itu.

Dalam wawancara yang didistribusikan melalui media pemerintah hari Minggu (20/8) Maduro mengatakan ia bekerjasama dengan “komisi khusus” Majelis Konstituante baru yang pro-pemerintah untuk menekan lonjakan harga.

Komisi itu “akan mengumumkan serangkaian tindakan sehingga harga maksimal suatu produk bisa disepakati,” ujar Maduro tanpa memberi rincian. Ia juga mengingatkan “keadilan yang luar biasa” akan “mengguncang masyarakat.”

Warga Venezuela secara terus menerus mengeluhkan kelangkaan pangan, obat-obatan dan produk kebersihan pribadi yang harganya melonjak tak terkendali di tengah inflasi. CNN Money melaporkan nilai mata uang Venezuela telah anjlok, dari delapan bolivar per satu dolar Amerika pada tahun 2010, menjadi lebih dari 8.000 bolivar per satu dolar Amerika pada Juli lalu. Harga satu botol air minum misalnya kini mencapai 1.200 bolivar.

Menurut Washington Office on Latin America, pada tahun 2013 Maduro telah menyatakan akan mengatasi spekulasi.

Carlos Larrazabal, president Fedecamaras – suatu perserikatan yang mewakili sektor bisnis Venezuela – menuduh pemerintahan sosialis itu berupaya menekan perusahaan-perusahaan swasta.

“Pemerintah memiliki agenda politik, alih-alih memperbaiki masalah pasokan dan produksi, Majelis Konstituante telah memperuncing krisis di Venezuela,” ujar Larrazabal dalam wawancara dengan stasiun televisi Televen, di Caracas, hari Minggu.

Majelis Konstituante itu hari Jum'at lalu (19/8) mengumumkan akan merebut kekuasaan legislatif dari Parlemen yang didominasi kelompok oposisi, suatu langkah yang dikecam banyak pihak di Venezuela dan negara-negara sekitarnya. Amerika tidak mengakui keabsahan Majelis Konstituante itu.

Larrazabal mengatakan Venezuela menderita akibat “dampak kebijakan ekonomi yang buruk, dengan mekanisme pertukaran yang tidak transparan, yang tidak memperbolehkan masuknya bahan baku ke negara itu.” Ia juga mengeluhkan pengendalian harga.

Uskup Agung Caracas Jorge Urosa Savino baru-baru ini mengulangi seruannya kepada pemerintahan Maduro agar meringankan penderitaan warga Venezuela. Ia mengatakan Gereja Katholik Roma telah berulangkali mendesak kelompok oposisi “untuk membela hak-hak rakyat Venezuela.” [em/al]