Badai terkuat di Asia tahun ini, Topan Yagi, diperkirakan menyebabkan kerugian mencapai 81,5 triliun dong ($3,31 miliar atau Rp51 triliun) di Vietnam utara, atau dua kali lipat dari estimasi sebelumnya, menurut laporan media pemerintah pada Sabtu (28/9).
Topan tersebut, yang menewaskan 299 orang dan 34 orang hilang, menghancurkan pusat-pusat industri berorientasi ekspor, meluluhlantakkan sejumlah pabrik dan fasilitas, selain membanjiri lahan pertanian, merusak rumah-rumah, dan merobohkan sebuah jembatan.
"Total kerugian ekonomi pada awalnya diperkirakan lebih dari 81,5 triliun dong, dengan sebagian besar kerusakan dipicu oleh tanah longsor dan banjir bandang," kantor berita milik pemerintah Vietnam mengutip pernyataan Menteri Pertanian Le Minh Hoan.
BACA JUGA: Korban Tewas Topan Yagi di Vietnam Bertambah Jadi 141 OrangAngka tersebut melebihi estimasi awal Kementerian Perencanaan sebesar $1,6 miliar yang diperkirakan sebelumnya pada bulan ini. Proyeksi tersebut mengancam akan mengurangi 0,15 poin persentase dari proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8 persen hingga 7 persen pada tahun ini.
Hoan mendesak pihak berwenang membantu masyarakat melanjutkan produksi pertanian sambil memastikan pasokan dan menekan harga, mengingat lahan pertanian dan perkebunan termasuk di antara wilayah yang paling terdampak.
Harga babi hidup di Vietnam terus meroket sejak Topan Yagi dan banjir yang menyusul menghantam beberapa peternakan babi, lapor Reuters.
Lembaga pemeringkat S&P Global menyatakan pada Kamis bahwa profitabilitas bank-bank di Vietnam akan terdampak akibat langkah-langkah keringanan utang yang diperintahkan oleh bank sentral sebagai respons terhadap topan. [ah/ft]