Vietnam akan menempatkan patroli baru yang akan berwenang untuk menangkap awak dan mengenakan denda pada kapal-kapal asing di dalam zona ekonomi Vietnam mulai 25 Januari 2013.
Vietnam menambahkan patroli baru untuk melindungi wilayah penangkapan ikan di Laut China Selatan setelah perusahaan energi raksasa yang dikelola negara itu menuduh kapal Tiongkok menyabotase salah satu kapalnya di perairan yang disengketakan tersebut.
Media pemerintah mengatakan Selasa (4/12) bahwa pasukan pemantau maritim akan memiliki kewenangan untuk menangkap awak dan mengenakan denda pada kapal-kapal asing di dalam zona ekonomi eksklusif yang diakui Vietnam seluas 370-kilometer. Patroli itu akan ditempatkan pada tanggal 25 Januari.
Keputusan itu diambil sehari setelah PetroVietnam mengatakan beberapa kapal nelayan Tiongkok memotong kabel salah satu kapal eksplorasinya di Laut China Selatan pekan lalu. Perusahaan milik pemerintah itu mengatakan kabel itu kemudian diperbaiki, tetapi menyebut tindakan tersebut merupakan "pelanggaran terang-terangan terhadap perairan Vietnam."
Tiongkok dan Vietnam sudah lama bersengketa soal pembagian wilayah di Laut China Selatan, dan bentrokan berskala kecil sesekali terjadi antara kapal patroli atau kapal penangkap ikan.
Vietnam, Filipina, dan beberapa negara Asia Timur menuduh Tiongkok meningkatkan agresivitas dalam membela klaimnya di Laut China Selatan. Tiongkok mengklaim hampir semua wilayah seluas 3,5 juta kilometer persegi, sebuah jalur pelayaran penting yang juga berpotensi mengandung sumber energi.
Media pemerintah mengatakan Selasa (4/12) bahwa pasukan pemantau maritim akan memiliki kewenangan untuk menangkap awak dan mengenakan denda pada kapal-kapal asing di dalam zona ekonomi eksklusif yang diakui Vietnam seluas 370-kilometer. Patroli itu akan ditempatkan pada tanggal 25 Januari.
Keputusan itu diambil sehari setelah PetroVietnam mengatakan beberapa kapal nelayan Tiongkok memotong kabel salah satu kapal eksplorasinya di Laut China Selatan pekan lalu. Perusahaan milik pemerintah itu mengatakan kabel itu kemudian diperbaiki, tetapi menyebut tindakan tersebut merupakan "pelanggaran terang-terangan terhadap perairan Vietnam."
Tiongkok dan Vietnam sudah lama bersengketa soal pembagian wilayah di Laut China Selatan, dan bentrokan berskala kecil sesekali terjadi antara kapal patroli atau kapal penangkap ikan.
Vietnam, Filipina, dan beberapa negara Asia Timur menuduh Tiongkok meningkatkan agresivitas dalam membela klaimnya di Laut China Selatan. Tiongkok mengklaim hampir semua wilayah seluas 3,5 juta kilometer persegi, sebuah jalur pelayaran penting yang juga berpotensi mengandung sumber energi.