Kekhawatiran semakin berkembang bahwa gangguan akibat pandemi virus corona akan mencekik pertumbuhan ekonomi Amerika dan mengakibatkan resesi. Gedung Putih sedang mempertimbangkan serangkaian langkah jangka pendek untuk meredakan tekanan finansial pada bisnis dan pekerja yang terimbas, tetapi para ekonom memperingatkan bahwa semakin banyak virus menyebar semakin besar pula dampak ekonomi dan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih.
Di Amerika Serikat, kini terjadi kekhawatiran yang semakin meningkat mengenai gangguan ekonomi yang disebabkan oleh virus corona, yang sekarang telah dinyatakan sebagai pandemi.
William Hoagland, Ekonom pada Pusat Kebijakan Bipartisan di Washington, D.C., adalah salah seorang analis yang merasakan kekhawatiran demikian.
“Kami memperkirakan bahwa ini akan berpotensi menjadi periode ekonomi yang lemah bagi Amerika Serikat. Kami tidak akan melihat pertumbuhan yang telah kami proyeksikan,” ulasnya.
BACA JUGA: Wall Street Kembali Terjun Bebas, Terburuk Sejak 1987Industri perjalanan telah hancur oleh wabah virus corona di kapal pesiar dan oleh pembatalan perjalanan udara yang meluas.
Larangan terhadap pertemuan-pertemuan umum telah mendorong pembatalan konferensi, festival musik dan acara olahraga, dan membuat restoran-restoran dan berbagai gedung pertunjukan berjuang untuk tetap bertahan.
Penutupan sebagian pabrik-pabrik yang membuat suku cadang kendaraan bermotor di Tiongkok meningkatkan kekhawatiran bahwa produsen mobil Amerika harus mengurangi produksinya.
Pasar keuangan bereaksi dengan ketakutan dan volatilitas ekstrem, dengan anjloknya nilai saham dan harga minyak.
Pada hari Rabu Presiden Donald Trump mengumumkan larangan sebagian besar perjalanan dari Eropa dan bantuan keuangan untuk pekerja dan bisnis yang terkena dampaknya. Tetapi, dia juga berusaha meyakinkan publik bahwa perekonomian akan baik-baik saja.
“Ini bukan krisis keuangan. Ini hanya saat sementara yang akan kita atasi bersama sebagai sebuah bangsa dan bersama-sama dengan semua negara di dunia,” tandas Trump.
BACA JUGA: Bursa Saham AS dan Brazil Jatuh di Tengah Merebaknya Virus CoronaPresiden Trump telah mengusulkan pemotongan pajak sementara dan pinjaman untuk industri dan pekerja yang terkena dampak pandemi virus korona ini. Gedung Putih juga mempertimbangkan cuti keluarga dengan tetap mendapat gaji bagi para pekerja, tetapi tidak jelas bagaimana hal itu akan dilaksanakan.
Bradley Gold, dosen bisnis di University of Texas, menyampaikan pendapatnya. “Biasanya di dunia bisnis, keadaan ini merupakan sesuatu yang akan menjadi sangat, sangat memprihatinkan dan biasanya tidak disukai oleh orang-orang bisnis, tetapi saya kira saat ini kita sedang menghadapi krisis kesehatan masyarakat.”
Meloloskan undang-undang anggaran baru akan membutuhkan dukungan dari Partai Demokrat di Kongres yang menginginkan dana tambahan untuk pemeriksaan dan perawatan medis, asuransi pengangguran yang diperluas, dan peningkatan pengeluaran untuk program jaring pengaman sosial.
William Hoagland, analis ekonomi dari Pusat Kebijakan Bipartisan, setuju dengan perlunya penyesuaian anggaran tersebut.
“Ini akan menambah defisit federal dalam jangka pendek, tetapi penting jika itu berarti melindungi keselamatan dan keamanan publik Amerika dan memulihkan kepercayaan ekonomi yang diperlukan untuk bergerak maju,” imbuhnya.
Langkah-langkah tegas diperlukan segera, kata para analis, untuk memberikan bantuan segera kepada orang-orang yang terimbas dan untuk mempercepat pemulihan ekonomi setelah wabah berakhir. [lt/ii]