Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah menempatkan negaranya dalam siaga tertinggi terkait penyebaran virus korona. Daerah Daegu dan Gyeongsangbuk-do di mana terdapat jumlah pasien terbesar, kini dinyatakan sebagai “special care zones” atau “zona perawatan khusus.” Hingga Selasa pagi (25/2) ada 893 kasus virus korona di negara itu.
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi kepada VOA, Selasa (25/2) mengatakan pihaknya terus menghimbau kepada warga negara Indonesia (WNI) di Korea Selatan untuk tetap tenang dan waspada. Jumlah WNI di Korea Selatan saat ini mencapai 37.043, dan belum ada satu pun informasi tentang adanya WNI yang tertular virus mematikan itu.
KBRI juga terus menyebarkan berbagai informasi penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mencegah penularan virus korona, baik secara langsung maupun berkoordinasi dengan simpul-simpul dan tokoh masyarakat mitra KBRI di 15 lokasi, paguyuban kedaerahan, mahasiswa juga kelompok keagamaan seperti Jamaah Masjid Indonesia dan juga Jamaat Gereja Indonesia.
Dubes Umar Hadi mengatakan ia percaya pemerintah Korea Selatan mampu mengatasi virus ini karena sejauh ini langkah-langkah yang diambil dari tingkat pusat dan lapangan cukup cepat.
KBRI di Seoul sendiri telah membagikan sedikitnya 10 ribu masker kepada masyarakat Indonesia di negara tersebut.
Umar Hadi menjelaskan sejak Minggu (23/2) ia telah menaikan status di KBRI dari waspada menjadi bahaya. KBRI pun, tambahnya, untuk sementara waktu telah menghentikan kegiatan untuk umum yang dilakukan setiap hari Sabtu, seperti latihan gamelan dan kursus bahasa Indonesia.
Sejauh ini pelayanan di KBRI Seoul tetap berjalan seperti biasa, tetapi ada peningkatan pemeriksaan kesehatan. “Jadi orang masuk KBRI diperiksa dulu temperaturnya, kita kasih hand sanitizer lalu kita spray. Kalau ditemukan suhu tubuhnya lebih 37,5 derajat celcius kita sarankan untuk diperiksa ke dokter dulu,” ujar Umar Hadi.
BACA JUGA: Korsel Berlakukan Siaga Tertinggi di Tengah Ancaman Wabah KoronaDari 37.043 WNI di Korea Selatan, sekitar 35 ribu adalah pekerja migran yang umumnya bekerja di pabrik-pabrik manufaktur. Sisanya mahasiswa dan pekerja profesional, serta WNI yang menikah dengan warga Korea Selatan.
KBRI Tingkatkan Koordinasi di Kota Daegu
Jumlah kasus virus korona terbanyak berada di kota Daegu, yang jaraknya sekitar 237 kilometer dari Seoul. Di kota berpenduduk 2,5 juta orang itu, terdapat 1.403 WNI. KBRI kini meningkatkan komunikasi dengan mitra-mitra di kota itu.
Ketika ditanya apakah akan ada kemungkinan evakuasi warga negara Indonesia dari Korea Selatan, Umar hanya menjawab KBRI terus melakukan langkah-langkah persiapan dan antisipasi berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi.
Kemenkes Bantah Ada WNI Tertular Korona di Bali
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono membantah ada WNI yang terinfeksi virus korona di Rumah Sakit Sanglah di Kota Denpasar, Bali.
Your browser doesn’t support HTML5
“Sampai dengan sore ini, saya tidak mendapat laporan melalui saluran yang benar, dari Dinas Kesehatan, atau saluran kami yang berada di lapangan tentang ada yang terkena virus korona di Bali,” ujar Anung.
Sampai hari ini, virus korona atau Covid-19, yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina, Desember tahun lalu, telah menewaskan lebih dari 2.700 orang, dan menulari lebih dari 79 ribu orang lainnya di lebih dari 30 negara.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO sudah menetapkan status darurat global akhir bulan lalu untuk menghadapi wabah virus mematikan ini. [fw/em]