Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, Rabu (28/10) mengatakan badan pemerintahan Uni Eropa akan menganggarkan $ 117 juta untuk tes cepat COVID-19 ketika virus melonjak di seluruh Eropa.
Berbicara kepada wartawan di Brussels, Von der Leyen mengatakan tidak seperti musim semi lalu, ketika pandemi pertama kali dimulai, setiap negara Eropa merasakan dampak dari gelombang kedua virus ini.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa mengatakan virus terus menyebar ke seluruh benua. Badan itu melaporkan hampir 6,5 juta orang telah tertular virus di negara anggota Uni Eropa, ditambah Inggris, Islandia, Liechtenstein, Norwegia dan Swiss.
Von der Leyen mengatakan Uni Eropa membeli tes antigen cepat sebagai alat lainnya untuk membantu mengendalikan COVID-19. Tes antigen dengan menusuk jari dianggap tidak handal seperti "tes PCR" usap hidung standar, dan tes ini bekerja lebih cepat, dengan hasil tesnya tersedia dalam waktu 15 menit.
BACA JUGA: WHO: Dunia Catat 3 Juta Kasus Baru Covid-19 dalam 7 Hari TerakhirPakar kesehatan Eropa mengatakan virus sekarang bergerak terlampau cepat untuk bergantung pada tes yang bisa memakan waktu berhari-hari. Von der Leyen juga mendesak para pemimpin negara anggota untuk meningkatkan upaya berbagi informasi tentang virus. Ia mengatakan itu akan membantu mengidentifikasi di mana kapasitas unit perawatan intensif tambahan bisa diperoleh dan mengatur perawatan pasien lintas batas dengan lebih baik.
Von der Leyen juga meminta negara-negara anggota untuk mulai mempersiapkan rencana vaksinasi nasional, dan meninjaunya sekarang pada tingkat Uni Eropa.
Ia mengatakan semua negara anggota harus mempersiapkan penerimaan vaksin pertama, yang dalam skenario terbaik bisa mulai tersedia sekitar bulan April dengan pengiriman dosis sebanyak 20 juta hingga 50 juta setiap bulannya. [my/jm]