Wabah COVID-19, Gejolak Timur Tengah Suramkan Perayaan Idulfitri

Pemuda Palestina berpose dengan Kubah Batu terlihat di latar belakang, saat shalat Idulfitri di kompleks Masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, di tengah pertempuran Israel-Gaza, 13 Mei 2021. (Photo: REUTERS/Ammar Awad)

Umat Islam merayakan Idulfitri dengan suasana hati yang sendu untuk tahun kedua pada Kamis (13/5) karena pandemi COVID-19 kembali memaksa penutupan sejumlah masjid dan pemberlakuan larangan mudik.

Di Jalur Gaza di mana perang berkecamuk, azan bergema di atas gedung-gedung yang hancur dan tumpukan puing-puing sewaktu pesawat-pesawat tempur Israel terus menghantam wilayah itu dalam pecahnya kekerasan terburuk sejak perang 2014.

Hamas, kelompok militan Islam yang memerintah Gaza, mendesak warga Gaza untuk melakukan salat berjemaah di dalam rumah mereka atau masjid terdekat dan menghindari berada di tempat terbuka.

Umat Islam saat salat di Masjid Agung Al Azhar saat Idul Fitri menandai akhir bulan suci Ramadhan, di tengah pandemi COVID-19 di Jakarta, 13 Mei 2021. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)

Di Jakarta, umat Islam -- dengan mengenakan masker -- melangsungkan salat Idulfitri di jalan-jalan. Indonesia mengizinkan salat itu berlangsung di masjid-masjid di daerah berisiko rendah, tetapi masjid-masjid di daerah berisiko tinggi menutup pintu mereka, termasuk Masjid Agung Istiqlal Jakarta, yang terbesar di Asia Tenggara.

Di Malaysia, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin secara tak terduga kembali memberlakukan lockdown nasional, mulai Rabu (12/5) hingga 7 Juni untuk mengekang lonjakan kasus. Perjalanan antar negara bagian dan semua kegiatan sosial dilarang.

Muhyiddin mengakui bahwa banyak yang marah dengan kebijakan lockdown ini tetapi membela perlunya tindakan drastis, dengan mengatakan rumah-rumah sakit hampir mencapai kapasitas mereka. Pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk tahun kedua kembali melarang warga mereka untuk mudik.

BACA JUGA: Survei: 1 dari 2 Orang di Dunia Kehilangan Penghasilan karena COVID

Di Bangladesh, puluhan ribu orang meninggalkan ibu kota, Dhaka, untuk mudik ke desa mereka untuk merayakan Idulfitri meskipun ada lockdown nasional dan pos-pos pemeriksaan jalan untuk mencegah mudik. Para ahli khawatir akan terjadi lonjakan kasus di negara yang sedang bergulat dengan kekurangan vaksin dan kecemasan akan beredarnya varian baru virus corona dari India.

Di Filipina Selatan, wabah virus orona dan pertempuran baru antara pasukan pemerintah dan pemberontak Muslim menghalangi orang-orang untuk menyelenggarakan salat Idulfitri berjemaah. [ab/uh]