Dalam keterangan pers di Jenewa, Swiss, hari Selasa (11/5), juru bicara Kantor HAM PBB Rupert Colville hari Selasa (11/5) mengutuk serangan di Wilayah Pendudukan Palestina dan mengatakan “sangat prihatin dengan eskalasi kekerasan” yang terjadi.
“Menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, 915 warga Palestina luka-luka dalam aksi kekerasan di Yerusalem Timur antara tanggal 7-10 Mei, dan lebih dari 200 lainnya di Tepi Barat. Sebagian besar karena tindakan pasukan keamanan Israel,” tukasnya.
Ditambahkannya, kelompok bersenjata Palestina telah meluncurkan “sekitar 250 roket ke arah Israel dalam 24 jam terakhir ini,” yang melukai sedikitnya 17 warga sipil Israel. Colville menegaskan “penggunaan senjata tanpa pandang bulu ini jelas dilarang dalam hukum humaniter internasional dan harus segera dihentikan.”
Kelompok militan Hamas Senin malam (10/5) tanpa henti meluncurkan puluhan roket dari Gaza ke Yerusalem, yang dibalas pasukan Israel dengan melancarkan serangan udara ke kawasan yang dikuasai Hamas di Gaza.
Juru bicara militer Israel mengatakan sedikitnya 22 orang tewas di Gaza akibat serangan udara itu, termasuk di antaranya 15 anggota Hamas dan beberapa orang yang merupakan bagian dari kelompok jihad itu. Enam warga Israel juga luka-luka dalam serangan roket itu,
Hamas menembakkan roket-roket itu setelah berakhirnya tenggat yang diberikan kepada Israel untuk menarik mundur pasukan mereka dari masjid dan beberapa titik lain di Yerusalem selambat-lambatnya jam 6 sore.
Netanyahu: Israel akan Tanggapi dengan Kekuatan Penuh
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan akan menanggapi hal itu dengan kekuatan penuh.
“Sore ini pada peringatan Hari Yerusalem, organisasi-organisasi teroris di Gaza telah melanggar batas dan menyerang kita dengan rudal di pinggiran Yerusalem. Israel akan menanggapi dengan kekuatan penuh. Kami tidak akan mentolerir serangan terhadap wilayah kami, ibu kota kami, warga negara kami dan terhadap tentara kami. Siapa pun yang menyerang kami harus membayar harga sangat mahal. Saya ingin menyampaikan pada warga Israel, konflik saat ini akan terus berlanjut untuk beberapa waktu ke depan. Kita tidak ingin meningkatkan eskalasi tetapi siapa pun yang memilih untuk meningkatkan eskalasi akan merasakan pukulan berat,” tandas Netanyahu.
Aksi kekerasan hari Senin itu terjadi setelah memuncaknya ketegangan dan konfrontasi antara tentara Palestia dan Israel di Yerusalem, yang sebagian besar dipicu oleh rencana Israel mengusir keluarga-keluarga Palestina dari permukiman di timur Yerusalem. Israel menganggap seluruh wilayah Yerusalem adalah ibu kota penuh. Sementara Palestina menginginkan wilayah Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka kelak.
Sebagian Korban di Palestina adalah Anak-anak
Rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza dengan cepat terisi penuh pada hari kedua pertempuran lintas perbatasan antara Israel dan Hamas. Kementerian Kesehatan Gaza hari Selasa (11/5) mengatakan sedikitnya 28 orang – termasuk 10 anak-anak dan seorang perempuan – tewas dalam serangan Israel. Sementara 152 lainnya luka-luka, termasuk Yazan Zaharna yang berusia 9 tahun yang perutnya terkena pecahan roket dan Mohammad Shaban yang berusia 6 tahun dan terkena pecahan peluru di sekitar mata.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pihaknya mengamati dengan seksama situasi di Israel dan bahwa pemerintahan Biden memiliki keprihatinan serius dengan meningkatnya aksi kekerasan di wilayah itu. [em/jm]