PM sementara Mesir Hazem el-Beblawi bertemu dengan Wakil Menlu AS Williams Burns, sementara Mesir menyusun pemerintah baru setelah militer menyingkirkan Presiden terpilih Mohamed Morsi.
KAIRO, MESIR —
Wakil Menteri Luar Negeri Amerika, William Burns hari Senin (15/7) menemui penjabat Presiden Adly Mansour dan Penjabat Perdana Menteri Hazem al-Beblawi di Kairo. Menurut Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Burns juga akan menemui para pemimpin bisnis dan masyarakat madani.
Jurubicara partai Islamis, Partai Nour, mengatakan bahwa William Burns telah minta bertemu dengan kelompok itu, dan permintaan itu sedang dipertimbangkan.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan dalam semua pertemuan di Kairo, William Burns akan menekankan dukungan Amerika untuk rakyat Mesir, diakhirinya kekerasan, dan transisi menuju pemerintah sipil hasil pilihan rakyat.
Pembicaraan itu dilakukan sementara kelompok-kelompok sekuler dan Ikhwanul Muslimin berkeras mereka akan melanjutkan protes untuk membela pandangan mereka yang bertentangan. Para pendukung maupun penentang Morsi di Mesir mengecam pemerintah Amerika Serikat yang mereka anggap memihak.
Musim panas yang menyengat dan puasa Ramadan menyebabkan jalan-jalan di Kairo hari Senin sebagian besar lengang meskipun ada seruan protes dari kelompok-kelompok sekuler dan Islamis. Warga Mesir tampaknya mengabaikan seruan itu dan melakukan kegiatan seperti biasa.
Helikopter-helikopter militer Mesir menjatuhkan selebaran di kamp protes Rouba Adawiya yang sepi dimana pendukung Ikhwanul Muslimin sebelumnya melakukan protes setiap hari.
Selebaran-selebaran itu mendesak demonstran untuk menahan diri dari kekerasan dan menghormati lawan politiknya.
Kelompok saingannya Tamarud, yang memelopori demonstrasi di lapangan Tahrir yang menggulingkan Presiden Mohamed Morsi mengadakan konferensi pers dan berkeras pendukungnya akan tetap di sana untuk mencegah pemimpin yang tersingkir itu kembali berkuasa.
Ia mengatakan, demonstran anti Morsi harus tetap berkumpul di Lapangan Tahrir untuk mencegah setiap upaya menggulingkan pemerintahan sementara.
Komandan militer dan Menteri Pertahanan Mesir Abdel Fattah al Sissi juga membela peran militer dalam penggulingan Morsi baru-baru ini dan berkeras bahwa mantan presiden itu telah memecah masyarakat Mesir dan menciptakan konflik dengan sebagian besar lembaga negara.
Jendral al Sissi mengatakan militer berpihak pada rakyat dan hanya terlibat dalam politik karena rakyat menghendakinya. Ia berkeras mantan Presiden Morsi berselisih dengan pengadilan, polisi, rakyat dan militer namun militer tidak bisa menerima prilaku seperti itu.
Para pemimpin Ikhwanul Muslimin menyerukan kepada pendukungnya untuk mengadakan demonstrasi baru hari Senin di seluruh Mesir. Juru bicara Ikhwanul Muslimin Mohamed Baltagi berkeras tidak akan menerima rejim pemerintah sementara.
Baltagi mengatakan akan ada “demonstrasi satu juta orang” di semua tempat umum di seluruh Mesir bagi rakyat untuk mengatakan bahwa mereka telah memilih pemimpin, lembaga dan konstitusi mereka dan akan tetap bertahan.
Perseteruan politik itu terjadi selagi Perdana Menteri sementara Mesir, Hazem el-Beblawi bertemu dengan lawan-lawan politik untuk membentuk pemerintah baru. Media Mesir menyebut beberapa nama kabinet tapi belum ada konfirmasi resmi.
Beblawi juga bertemu dengan wakil Menteri Luar Negeri Amerika Williams Burns disertai duta besar Anne Patterson.
Burns adalah pejabat tertinggi Amerika yang bertemu dengan para pemimpin baru Mesir. Juru bicara Partai Nur yang ultra konservatif mengisyaratkan bahwa Burns sebelumnya meminta bertemu dengan kelompoknya dan permintaan itu sedang dipertimbangkan.
Jurubicara partai Islamis, Partai Nour, mengatakan bahwa William Burns telah minta bertemu dengan kelompok itu, dan permintaan itu sedang dipertimbangkan.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan dalam semua pertemuan di Kairo, William Burns akan menekankan dukungan Amerika untuk rakyat Mesir, diakhirinya kekerasan, dan transisi menuju pemerintah sipil hasil pilihan rakyat.
Pembicaraan itu dilakukan sementara kelompok-kelompok sekuler dan Ikhwanul Muslimin berkeras mereka akan melanjutkan protes untuk membela pandangan mereka yang bertentangan. Para pendukung maupun penentang Morsi di Mesir mengecam pemerintah Amerika Serikat yang mereka anggap memihak.
Musim panas yang menyengat dan puasa Ramadan menyebabkan jalan-jalan di Kairo hari Senin sebagian besar lengang meskipun ada seruan protes dari kelompok-kelompok sekuler dan Islamis. Warga Mesir tampaknya mengabaikan seruan itu dan melakukan kegiatan seperti biasa.
Helikopter-helikopter militer Mesir menjatuhkan selebaran di kamp protes Rouba Adawiya yang sepi dimana pendukung Ikhwanul Muslimin sebelumnya melakukan protes setiap hari.
Selebaran-selebaran itu mendesak demonstran untuk menahan diri dari kekerasan dan menghormati lawan politiknya.
Kelompok saingannya Tamarud, yang memelopori demonstrasi di lapangan Tahrir yang menggulingkan Presiden Mohamed Morsi mengadakan konferensi pers dan berkeras pendukungnya akan tetap di sana untuk mencegah pemimpin yang tersingkir itu kembali berkuasa.
Ia mengatakan, demonstran anti Morsi harus tetap berkumpul di Lapangan Tahrir untuk mencegah setiap upaya menggulingkan pemerintahan sementara.
Komandan militer dan Menteri Pertahanan Mesir Abdel Fattah al Sissi juga membela peran militer dalam penggulingan Morsi baru-baru ini dan berkeras bahwa mantan presiden itu telah memecah masyarakat Mesir dan menciptakan konflik dengan sebagian besar lembaga negara.
Jendral al Sissi mengatakan militer berpihak pada rakyat dan hanya terlibat dalam politik karena rakyat menghendakinya. Ia berkeras mantan Presiden Morsi berselisih dengan pengadilan, polisi, rakyat dan militer namun militer tidak bisa menerima prilaku seperti itu.
Para pemimpin Ikhwanul Muslimin menyerukan kepada pendukungnya untuk mengadakan demonstrasi baru hari Senin di seluruh Mesir. Juru bicara Ikhwanul Muslimin Mohamed Baltagi berkeras tidak akan menerima rejim pemerintah sementara.
Baltagi mengatakan akan ada “demonstrasi satu juta orang” di semua tempat umum di seluruh Mesir bagi rakyat untuk mengatakan bahwa mereka telah memilih pemimpin, lembaga dan konstitusi mereka dan akan tetap bertahan.
Perseteruan politik itu terjadi selagi Perdana Menteri sementara Mesir, Hazem el-Beblawi bertemu dengan lawan-lawan politik untuk membentuk pemerintah baru. Media Mesir menyebut beberapa nama kabinet tapi belum ada konfirmasi resmi.
Beblawi juga bertemu dengan wakil Menteri Luar Negeri Amerika Williams Burns disertai duta besar Anne Patterson.
Burns adalah pejabat tertinggi Amerika yang bertemu dengan para pemimpin baru Mesir. Juru bicara Partai Nur yang ultra konservatif mengisyaratkan bahwa Burns sebelumnya meminta bertemu dengan kelompoknya dan permintaan itu sedang dipertimbangkan.