Dalam jumpa pers bersama usai pertemuan tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Mahendra Siregar menjelaskan kunjungan mitranya di tengah pandemi COVID-19 menunjukkan komitmen tinggi Amerika Serikat (AS) terhadap hubungan bilateral dengan Indonesia.
Mahendra mengatakan kerja sama bilateral antara Indonesia dan AS berada di bawah kerangka kemitraan strategis yang mencakup kerja sama perdagangan, investasi, digital, kesehatan, teknologi.
BACA JUGA: Indonesia Berharap AS Perkuat Kerjasama Multilateral Tangani Covid-19Keduanya juga membahas kerja sama terkait perubahan iklim, termasuk mendorong transisi energi Indonesia ke arah energi baru dan terbarukan. Mahendra dan Wendy juga membahas isu Palestina dan Myanmar.
Untuk kerja sama ekonomi, lanjut Mahendra, Indonesia dan AS berharap nilai perdagangan kedua negara yang mendekati US$ 30 miliar saat ini dapat meningkat dalam waktu dekat. Indonesia mengharapkan pula perpanjangan pemberian fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) yang akan difinalkan oleh proses legislasi di Amerika.
Mahendra dan mitranya tersebut juga membahas kerangka kerja sama yang lebih ajek untuk pengembangan ke depan.
"Karena Amerika selain mitra dagang juga adalah mitra dan sumber investasi yang penting bagi Indonesia, terutama di industri-industri yang Amerika memiliki kekuatan dan daya saing yang tinggi," kata Mahendra.
Mahendra dan Wendy juga mendiskusikan masalah Palestina. Pada kesempatan itu, Indonesia menyambut baik gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang berlaku sejak Jumat (21/5) dua pekan lalu. Mahendra menambahkan gencatan senjata ini harus menjadi momentum untuk meredakan ketegangan di kawasan Timur Tengah.
BACA JUGA: Peta Konflik Israel-Palestina dan Peran Amerika SerikatIndonesia juga menyambut baik posisi AS yang mendukung prinsip solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Indonesia juga menyatakan siap berkontribusi dalam mewujudkan solusi dua negara tersebut.
Berkaitan dengan Myanmar, Mahendra menyampaikan kepada Wendy upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan oleh ASEAN untuk menyelesaikan krisis politik di negara tetangga itu, termasuk rencana kunjungan utusan khusus ASEAN ke Myanmar.
Indonesia juga menyoroti sentimen anti-Asia yang sedang terjadi di Amerika terkait keamanan warga negara Indonesia di sana.
Pada jumpa pers tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman memuji Indonesia sebagai negara yang sangat penting dan mitra yang benar-benar penting bagi dunia. Dia menambahkan AS dan Indonesia sama-sama meyakini pentingnya mengenai demokrasi dan menyanjung Indonesia sebagai negara yang toleran, majemuk dan inklusif.
Wendy mengatakan dirinya juga membahas mengenai pandemi COVID-19 dengan Mahendra karena hal ini juga menjadi tantangan bagi Amerika dan Indonesia.
"Amerika tahu untuk menghentikan pandemi ini dan mencegah pandemi selanjutnya, tidak ada negara yang bisa mengatasi sendirian. Tidak ada satu pun negara selamat sampai semua negara selamat,” ujar Wendy.
Karena itulah, menurut Wendy, Amerika menjadi kontributor terbesar dalam mekanisme internasional fasilitas distribusi, COVAX. Amerika sudah mendistribusiakan lebih dari seratus juta dosis vaksin COVID-19 ke seluruh negara, termasuk lima juta dosis bagi Indonesia. Amerika juga akan menyumbang puluhan juta dosis vaksin COVID-19 lagi.
Wendy menambahkan Presiden Amerika Joe Biden sudah berkomitmen untuk mendonasikan 80 juta dosis vaksin COVID-19 ke seluruh dunia. Amerika berkomitmen untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19.
Your browser doesn’t support HTML5
Amerika juga mengakui peran penting Indonesia dalam usaha untuk membantu menghentikan kekerasan di Myanmar dan mengembalikan demokrasi di negara Asia Tenggara tersebut.
Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Wendy Sherman juga akan mengadakan kunjungan kehormatan kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. [fw/ft]